Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Misteri Batuk "Ehm" dan Ragam Pesannya yang Juga Paling Ditakuti Pencopet

26 Juni 2021   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2021   09:02 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi batuk di kendaraan umum| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Kakak dan adiknya ternyata memiliki kemampuan lebih karena baru saja selesai latihan meski mereka perempuan. Tendangan ala Wiro Sableng mendarat di leher pria itu hingga jatuh tersungkur, gara-gara batuk "ehm."

Teman-teman dari pria datang juga untuk menyerang kedua perempuan itu, untungnya kejadian itu persis di depan Polres Ende di jalan Pahlawan. Tiba-tiba saja seorang polisi datang untuk mengamankan kejadian itu.

Makna dari batuk "ehm" bisa berbeda-beda, karena itu orang perlu lebih kritis dan bijak menggunakannya. Dalam konteks di pinggir jalan, orang perlu lebih hati-hati menggunakan batuk "ehm." 

3. Di tempat belanja umum

Pengalaman beberapa kali di tempat belanja umum, selalu punya risiko yang besar kehilangan dompet, handphone, dan lain sebagainya. Pada intinya momen keramaian sering menjadi target para pencopet.

Suatu hari tahun 2014 di Pasar Malioboro Yogyakarta dan di dalam sebuah toko penjualan baju batik khas Yogyakarta saya menyaksikan bagaimana aksi pencopetan itu.

Kebetulan sekali rombongan kebanyakan adalah ibu-ibu yang hobinya belanja. Rupanya mereka sudah tahu bagaimana situasi di daerah itu bahwa rawan copet.

Ketua rombongan sudah mengingatkan dengan tips sederhana misalnya, tas dompet ditaruh dibagian depan dan jangan di bagian belakang pinggang.

Pada awalnya, toko batik itu terlihat sangat sepi, ketika beberapa orang dari rombongan kami masuk, serentak beberapa pria pun berlagak buru-buru belanjaan, masuk ramai-ramai. Aneh bukan? Tadinya mereka nongkrong di depan toko, lalu ketika ada pembeli datang, mereka juga masuk seakan-akan terburu-buru.

Waktu itu saya berdiri beberapa meter dari rombongan saya yang sudah masuk hanya untuk sekedar mengamati bagaimana aksi beberapa pria itu.

Rupanya mereka itu ada dalam suatu jaringan kerja sama. Seseorang berjalan serempet, lalu orang yang di belakang itu yang berusaha mengambil dari saku jaket atau saku celana. Semua itu dilakukan mereka dengan begitu cepat, lalu dipindahkan ke teman yang lain lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun