Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

3 Risiko dan Tantangan Pembelian Alutsista TNI dari "Barang Asing"

26 April 2021   01:59 Diperbarui: 26 April 2021   03:07 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembelian Alutsista TNI dari militer. or. id

Kemungkinan yang lain adalah barang asing itu merupakan hasil modifikasi yang disetarakan dengan generasi terbaru. Pertanyaannya sama, siapa sih yang benar-benar tahu. Di mana-mana selalu yang namanya hidden agenda dari suatu produk.

Kegagalan dalam mengetahui kepastian dari sekian banyak kemungkinan-kemungkinan ini, tentunya berakibat fatal atau bisa mendatangkan bencana. 

3. Daya tahan dan keamanan dalam beroperasi sangat beresiko dan mengalami persoalan teknis mekanik

Kemungkinan ketiga yang tidak kalah penting, bahkan selalu menjadi alasan di tengah kebuntuan pencarian alasan adalah persoalan teknis mesin yang tidak bisa dikontrol tenaga manusia.

Bahkan tidak boleh dianggap sepele bahwa usia barang asing itu juga sangat menentukan kualitas dan efektifitas. Sebagai contoh kapal selam Nanggala sebagaimana dilansir Kompas.com (22/04/2021) adalah buatan Jerman pada tahun 1978 yang dipesan pemerintah Indonesia pada tahun 1979 dan  diserahkan kepada Indonesia pada Oktober tahun 1981. 

Karena itu, ada pula tantangan untuk anak bangsa:

1. Bagaimana anak bangsa bisa menciptakan alutsista sendiri yang mudah dikuasai dan berkualitas baik

2. Bagaimana anak bangsa menguasai teknik mesin alutsista meskipun adalah barang asing: bahasa dari negara yang memproduksi mesin alutsista harus bisa dikuasai.

3. Bagaimana memiliki keahlian khusus dan terus mempelajari, bahkan menguasai ilmu kemaritiman, keadaan darat dan udara Indonesia. Termasuk harus memiliki pengetahuan tentang titik-titik arus yang harus dihindari.

 Pengetahuan tentang laut, darat dan udara memang mesti menjadi prioritas pelajaran anak bangsa. Meskipun demikian, semua orang tentu tidak pernah tahu kapan ajal itu tiba. 

Ya, belajar dari peristiwa demi peristiwa dan beberapa kali kecelakaan terkait alutsista TNI/POLRI, maka evaluasi dan pandangan kritis terkait alutsista asing perlu menjadi perhatian bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun