Jawaban saya waktu itu atas pertanyaan di atas adalah "ya". Dua tahun bekerja sebagai peternak ayam dan itik itu adalah suatu kegagalan. Bahkan saya pernah punya konsep tentang kegagalan yang keliru, bekerja dengan terlalu baik dan jujur adalah suatu kegagalan.Â
Alasannya, oleh karena saya bekerja secara baik di situ, maka saya selalu dipercayakan untuk hal yang sama. Padahal kalau jujur sih, sebenarnya sudah tidak suka dengan pekerjaan itu. Namun, saya tidak bisa melakukan sesuatu tanpa ada rasa tanggung jawab. Pekerjaan yang tidak sesuai selera pun, tetap saya lakukan dengan baik dan dengan penuh tanggung jawab. Itulah prinsip saya.
Apa yang terjadi setelah beberapa tahun kemudian?
Dalam perjalanan waktu, delapan tahun setelah masa kegagalan dalam konsep sempit saya dulu itu, mulai saya merasakan suatu perubahan. Kepercayaan besar mulai saya dapatkan. Tugas-tugas masa lalu yang di mata saya sebelumnya sebagai kegagalan itu berubah secara total.
Sungguh tidak terbayangkan, bahwa ada janji dari suatu kegagalan masa lalu. Ya, sebuah janji "berkat" yang bisa didapatkan setelah orang berusaha menerima kegagalan masa lalu dengan tetap sabar dan bertanggung jawab.
Sebuah tanggung jawab besar ternyata tidak bisa dirintis dengan diawali oleh suatu kepercayaan untuk mengurus hal-hal besar, tetapi sebaliknya melalui proses sulit, hina, kecil, bahkan "cuma kegagalan."
Mengapa untuk suatu tanggung jawab besar dibutuhkan pekerjaan-pekerjaan kecil?
Pernah saya melihat kembali ke belakang, ya kembali pada masa lalu dan apa yang saya anggap sebagai "kegagalan" itu. Ternyata, itu bukanlah suatu kegagalan, tetapi suatu proses yang penting, yang memungkinkan saya belajar tentang teliti dan melakukan segala sesuatu dengan cinta dan tanggung jawab.
Memang kegagalan yang saya alami adalah karena saya gagal melihat bahwa ada "janji berkat" dari proses pada masa itu. Jadi, sebetulnya kegagalan yang saya miliki pada waktu itu adalah gagal memiliki cara pandang yang visioner.
Saya tidak bisa belajar menjadi seorang penuntun yang baik, jika dulu saya gagal atau bahkan tidak mengenal apa artinya menuntun anak-anak  itik dan ayam masuk ke dalam kandang dan bertemu induk mereka.
Saya tidak bisa menjadi seorang pemimpin yang punya kasih dan perhatian, jika dulu saya tidak bisa menghiraukan satu anak itik yang tertinggal sendiri oleh induknya.