Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Nyanyian Jenda pada Musim Panen Padi Warga Suku Paumere dan Merremia Vitifolia

7 April 2021   18:18 Diperbarui: 8 April 2021   08:12 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga Merremia vitifolia. Foto: Dokumen Pribadi Ino

Mendengar dan merenungkan kembali nyanyian Jenda, bagi saya ibarat mendengar kembali suara panggilan untuk tidak melupakan akar tradisi yang dalam banyak dimensinya punya pesan dan makna yang relevan untuk kehidupan manusia yang semakin mendewakan kemajuan teknologi. 

Tentu masyarakat tradisional tidak menolak teknologi, tetapi juga tidak menolak tradisi mereka sendiri. Artinya, teknologi dan tradisi tidak dipertentangkan, tetapi dijaga tanpa harus bergantung sepenuhnya hanya pada tradisi atau teknologi, yang berdampak pada menghilangkan atau mengabaikan yang satunya.

Dari cara pandang yang menerima tradisi tanpa mengabaikan teknologi atau sebaliknya, orang bisa belajar menjadi bijak bahwa ada nilai dari peradaban tua yang masih dijaga hingga saat ini: "yang satu dilakukan, tanpa mengabaikan yang lainnya."


2. Jenda adalah lagu perjuangan para petani tradisional

Sebagai warga suku Paumere, saya pernah ada dalam lingkaran tradisi itu, sekurang-kurangnya saya pernah ada dalam barisan yang ikut memanen padi sekitar tahun 1989. 

Pengalaman yang mengagumkan adalah melalui nyanyian Jenda, saya tidak pernah merasakan apa artinya lelah pada saat memanen. Nyanyian Jenda itu bagaikan energi yang mensupport gairah kerja dan kebersamaan. 

Suasana panen bagi petani desa menjadi suasana sukacita. Meskipun demikian, lirik dan syair nyanyian Jenda itu tampak seperti lagu ratapan. Mengapa demikian? Nyanyian Jenda ibarat syair terakhir dari cerita perjuangan mereka sejak awal menyiapkan lahan. 

Jenda menjadi nyanyian yang mengiringi transisi situasi kehidupan masyarakat suku dari perjuangan melawan badai, hama dan lain sebagainya sampai kepada saat tibanya memetik hasil. 

Ya, nyanyian antara ratapan karena mengenang jerih payah hingga sukacita karena saat panen di depan mata atau telah tiba. "Saat meraih rezeki sudah tiba, marilah kita bernyanyi dan bersukacita." 

Karena itu, dari Video nyanyian Jenda, tampak ada  sesi-sesi yang terdengar sedih, dan juga sesi sukacita yang membangkitkan gairah dan harapan baru.

3. Jenda sebagai nyanyian kebersamaan dalam konteks kesatuan suku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun