Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Membongkar Kenangan STMJ dan Pesan Eksotisme Danau Toba

22 Maret 2021   18:40 Diperbarui: 22 Maret 2021   18:56 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama kali saya minum STMJ waktu itu, tentu STMJ khas danau Toba. Rasanya kalau boleh dilukiskan, ya hangat, segar, pokoknya tiada duanya. Terasa begitu enak, sampai saya dua kali memesan STMJ. 

STMJ di lereng bukit dengan view terbuka ke arah danau Toba bagi saya itu terlalu sedikit kalau cuma sehari untuk menikmatinya. Seorang teman yang bekerja di Sumbul menyapa saya, "oe, kenapa kau terdiam disitu, oe oe." Saya katakan, "ini baru Toba bang. Terlalu indah, apalagi kalau tatap wajah Toba  bersama seruput STMJ, bisa lupa kampung halaman bang."

Sempat terpikirkan, kenapa alam ini begitu indah, lalu dibiarkan untuk dinikmati begitu saja. Oh, Tuhan itu begitu baik. Suatu keindahan yang istimewa dibiarkan dinikmati mata manusia secara gratis. Betapa baik dan agung karya-Nya. 

Tentu menikmati STMJ di kota Mainz itu tidak sama ketika menikmati STMJ di lereng bukit dengan view danau Toba. STMJ kadang-kadang telah menjadi minuman santai kami saat cerita. Satu hal yang pasti bahwa teman-teman saya, semuanya ingat cerita tentang STMJ itu sebagai cerita yang tidak terpisahkah dari keindahan danau Toba. 

Teman seorang Kerala, bilang, "es ist sehr schön, irgendwann machen wir Ausflug in Sumatera dann fahren wir dahin. Wir können aus STM und Danau Toba genießen." Atau itu sangat indah, kapan-kapan kita buat acara Tamasya di Sumatera, kemudian kita pergi ke sana. Kita bisa menikmatinya."

Kenangan STMJ dan keindahan danau Toba bagi saya lebih dari sekedar cerita biasa, tetapi sebuah cerita unik yang memesona mata orang asing. Mata mereka tentu sudah jenuh dengan kemodernan dan bangunan. Ada suatu kerinduan yang kuat untuk kembali hening menatap air yang tenang, bercerita dalam suatu kebaruan alam yang tidak pernah menyibakkan rasa bosan, atau bahkan tidak pernah membuat Overthinking di sana. 

STMJ dan keindahan danau Toba adalah partner sejati di lereng tebing, yang pasti tidak pernah membuat siapa saja melupakan kata kenangan, keindahan dan syukur. 

Pada refleksi seperti inilah, saya semakin menyadari keindahan alam selalu punya pesan tidak terbatas. Ya, suatu keindahan yang diberikan secara cuma-cuma. Keindahan yang bisa direfleksikan dalam banyak cara dan gaya tentang cinta, harapan, harmoni, keindahan, keteraturan, tentang pemberian dan penerimaan, tentang tanggung jawab dalam melestarikannya. Saya membayangkan seandainya semua orang Indonesia yang berada di berbagai negara di dunia ini, mau memperkenalkan keindahan alam, makanan dan minuman khas negerinya, maka tentu kebiasaan itu membangkit daya tarik yang lebih tinggi lagi di kalangan orang asing atau pendudukan di belahan dunia lainnya.

Saya percaya, Kompasiana menjadi salah satu solusinya untuk bercerita dan berbagi tentang Indonesia, mungkin dengan cara itu, rasa cinta orang Indonesia sendiri  akan tanah air dan kekayaan alamnya menjadi semakin kental, selanjutnya bisa dengan bangga bercerita kepada orang lain dari bangsa lain.

Demikian beberapa catatan dan refleksi pribadi  tentang kenangan STMJ dan keindahan danau Toba yang bisa saya bagikan. Mungkin selanjutnya ada yang tertarik juga untuk megulasnya, tetap merupakan cara berbagi inspirasi yang diharapkan siapa saja.

Mari berbagi dan nikmati keindahan berbagi,  ibarat wajah tanpa selubung dari danau Toba yang dibiarkan begitu untuk dinikmati siapa saja dan kapan saja. 

Salam berbagi, Ino 22.03.2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun