Mohon tunggu...
Inosensius I. Sigaze
Inosensius I. Sigaze Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dunia dan berbagi

Mempelajari ilmu Filsafat dan Teologi, Politik, Pendidikan dan Dialog Budaya-Antaragama di Jerman, Founder of Suara Keheningan.org, Seelsorge und Sterbebegleitung dan Mitglied des Karmeliterordens der Provinz Indonesien | Email: inokarmel2023@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Keajaiban dari Ruhezeit dan Friedhof di Pinggir Sungai Rhein

12 Maret 2021   05:17 Diperbarui: 13 Maret 2021   04:00 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

b. Friedhof itu menjadi tempat hening. Di sana orang bisa menemukan orang tua dan muda datang membawa bunga-bunga hidup untuk berdoa dan mengenang orang tua, teman atau sahabat mereka.

c. Friedhof  adalah tempat untuk jalan sehat. Siapa saja bisa menikmati keheningan, keindahan di sana. Ada pohon-pohon hijau yang ditanam begitu teratur. Suasana Friedhof  selalu memberikan rasa damai tentunya. 

d. Friedhof sebagai perhentian terakhir hidup manusia. Di sana bagaikan rumah besar untuk semua manusia, tak pandang lagi agama apa seseorang. 

Semua dimakamkan di sana. Dimakamkan pada tempat yang penuh damai dan hening. 

Di sana tidak hanya mungkin mendatangkan inspirasi dan refleksi tentang kematian, tetapi juga bisa memberikan perspektif tentang kehidupan yang damai pada akhir dari seluruh rentang sejarah hidup manusia.

Tentu berbeda, kalau saya ingat dengan kisah keponakan saya yang sekian lama tinggal di Jakarta, lalu suatu waktu kembali ke kampung halaman untuk sekedar mengunjungi makam sang Opa dan Oma yang beberapa tahun silam meninggalkan dunia. Ia kembali ke Jakarta dengan kecewa berat, pasalnya, makam tempat ia menyalakan lilin itu, ternyata bukan pada makam kakek tersayangnya. 

Bayangkan, makam saja bisa salah lho. Mengapa begitu? Sang ayah dari ponakanku pernah berkomentar seperti ini: Mana pemakaman dan mana pemukiman? 

Ya, saya rencana, jika saya kembali ke kampung halaman, makan saya akan bercerita tentang Friedhof di Jerman, dan jika memungkinkan saya akan mengajak masyarakat agar menyiapkan suatu tempat khusus pemakaman yang bisa ditata dengan baik, disertai dengan bunga-bunga hidup. 

Ya, sekurang-kurangnya tempat itu bisa menjadi lebih jelas, siapa yang dimakamkan di sana, bisa juga menjadi tempat sunyi, dimana orang bisa hening dan berdoa di sana.

Untuk mengubah cara pandang masyarakat yang begitu kuat dipengaruhi keyakinan adat itu tidak mudah. Meskipun demikian, saya percaya bahwa semua itu tidak berarti tidak mungkin. 

Pemahaman tentang pentingnya saat hening, sunyi, sepi untuk merenungkan tentang makna hidup yang bisa mengubah suasana hidup saat ini menjadi lebih baik, tentu selalu dibutuhkan manusia di mana saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun