Mohon tunggu...
Imam Supeno
Imam Supeno Mohon Tunggu... -

.........apa yg didengar, dilihat, dan dipahami diuntai jadi kata-kata menjadi kalimat hingga menjadi tulisan itulah hasratku

Selanjutnya

Tutup

Money

Geliat SPBU Asing di Negeri Kaya Minyak Bumi

1 Juli 2011   21:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:00 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Negara yang miskin SDA khususnya minyak bumi tidak menutup kesempatan berkompetisi dengan negara yang bergelimang sumber minyak bumi untuk menjual / ekspor ke negara-negara lain, bahkan mengekspor ke negara yang kaya akan sumber minyak bumi seperti Indonesia.

Negara tersebut diantaranya adalah Inggris, Belanda, dan Perancis serta Malaysia. SHELL merupakan perusahaan minyak Inggris dan Belanda, sedangkanTOTALmilik Perancis, Petronas kepunyaan Malaysia.Dengan ekspansifnya mereka ingin menjadi kompetitor PERTAMINA dalam membangun SPBU-SPBU di seluruh penjuru nusantara, apalagi kini ada rencana program BBM subsidi dipangkas oleh pemerintah RI.

Shell perusahaan distributor asal Belanda mulai ekspansi sejak 2005, menyusul tekanan internasional agar Indonesia meliberalisasi pasar industri. Shell kini memiliki 45 SPBU yang sebagian besar masih terpusat di kota-kota besar di Pulau Jawa. Pada tahun2010 lalu kepada pemerintah Shell mempunyai komitmen untuk membangun total sebanyak 500 SPBU dari tahun 2007 hingga tahun 2012.

Sedangkan SPBU Total pertama kali ada pada 2009 dan saat ini masih terbatas di wilayah Jabodetabek. Total saat ini baru menguasai 1% dari market share penjualan BBM di Indonesia.Setelah ada rencana pencabutan BBM bersubsidi diperkirakan Total bisa dapat market share hingga 5-6%.

Perusahaan asing lain yang sangat ekspansif adalah Petronas. Perusahaan asal Malaysia tersebut saat ini memiliki 18 SPBU. 13 SPBU di antaranya berada di Jabodetabek, 1 terdapat di Bandung dan empat berada di Medan.

Sangat aneh bin ajaib hal ini bisa terjadi, negara miskin SDA (minyak bumi) berkompetisidengan negara kaya SDA (minyak bumi) di negaranya sendiri (Indonesia), apa yang salah dengan kebijakan strategis negeri ini. Apakah harus tunduk dengan sistem ekonomi pasar bebas dengan melanggar amanat UUDnya sendiri untuk melindungi sektor ekonomi yang strategis bagi kelangsungan dan kesejahteraan hidup rakyatnya.

Negeri ini memang sangat butuh kepemimpin yang kuat, berani mengatakan tidak kepada pihak asing/luar yang merugikan kehidupan rakyatnya, walaupun resikonya jabatan jadi taruhannya. Tapi, kapan masa itu akan terjadi di negeri ini ? Apakah menunggu jatuhnya hujan berkelir dulu baru datang masa itu……..

Namun, kompetisi diatas seharusnya membuat kita lebih mawas diri untuk bersaing secara sehat, penguasaan tekhnologi tinggi untuk mengolah SDA negeri sendiri secara mandiri, agar biaya yang dikeluarkan lebih murah sehingga harga jualnya di dalam negeri akan bisa lebih murah, sehingga pemerintah tidak perlu mensubsidi lagi BBM untuk sebagian rakyatnya.

Pasar bebas adalah suatu keniscayaan disaat ini, kita memang harus terbuka dengan kehidupan global, maka sudah saatnya pemerintah menyiapkan para teknorat dan ekonomnya untuk menghadapi pasar bebas dengan lebih cerdas agar dapat memproteksi aset negara untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyatnya.

Kehadiran SPBU Asing di Negeri kaya minyak bumi bukanlah ancaman bagi kedaulatan ekonomi bangsa ini, namun seharusnya menjadi lecutan dan motivasi negara dan rakyatnya untuk lebih mandiri dan hemat dalam pengolahan dan pemanfaatan SDA minyak bumi yang sangat terbatas jumlahnya dan tidak bisa diperbaharui lagi. Disamping juga harus mampu menciptakan sumber energi atau bahan bakar selain minyak bumi yang ramah lingkungan untuk dapat membangun roda kehidupan disegala bidang.

Sumber : http://arsipberita.com/show/bbm-subsidi-dipangkas-spbu-asing-siap-rebut-pangsa-pasar-154492.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun