Ngaku deh, sekarang lebih suka baca blog atau youtuban? Lebih suka nonton instastory atau scrolling foto di feed Instagram? 2018 ini eranya memang sudah berubah. Konten video bukan lagi ranahnya para videographer professional. Keberadaan smartphone berkamera dengan berbagai fitur pendukung video juga punya andil. Lalu kamu mau diam saja? Yuk beranikan diri bikin vlog 1 menit. Aku mau bagikan tipsnya yang aku sarikan dari penjelasan Meizal Rossi seorang konten creator pada Danone Blogger Academy.
Apa sih Vlog?
"Vlog itu kita ngomong pakai gaya selfie depan kamera dengan sapaan 'hae gaess' gitu lho" kata seorang teman.
Nggak salah sih, tapi ya kurang tepat juga. Vlog merupakan akronim dari video blogging atau ngeblog dalam bentuk video. Bisa berupa cerita, opini, atau dokumentasi dalam bentuk audio visual.
Vlog lebih menarik dibanding tulisan, karena pada dasarnya otak manusia lebih mudah menangkap konten audio visual.
Bingung Mau Ngevlog Apaan?
Pasti deh sebagian besar dari kita sering bingung mau membagikan konten macam apa.
"duh, aku kan jarang traveling...ngga pernah beli barang mahal buat direview, trus aku ngevlog apaa ya?" membatin dalam diri.
Coba bayangkan lagi tentang kemampuan kamu. Hal yang kamu merasa pede dan mahir. Misalnya seorang ibu yang suka masak (meski resep nyontek di google juga haha). Bisa tuh bikin vlog masak sayur asem ala-ala, hmm belum lah ya alabu Sisca Soewitomo.
Atau misal kamu cowok, bikin vlog apa yang harus dilakukan saat ban bocor di tengah jalan.
Konten positif Nggak Harus Mahal
Setuju kan kalau konten vlog yang informatif itu keren? Aku pernah punya pengalaman saat baru tiba di suatu negara dan koperku nggak bisa dibuka. Yang aku lakukan adalah mencari video tutorial cara mengatasi koper macet tidak bisa dibuka. Sebagian besar konten video yang aku dapatkan dibuat sangat sederhana, yang penting pemirsa paham. Tapi alangkah baiknya jika konten informatif tersebut dikemas dengan baik sehingga punya nilai plus.
Vlog cinematic Meizal Rossi
Selama mengikuti Danone Blogger Academy batch 2, ada banyak sekali pakar yang dihadirkan. Semuanya keren dan bikin aku merasa bermetamorfosis menjadi lebih baik. Tapi dari semua sesi yang ada, bagian membuat vlog adalah favoritku. Aku memang beberapa bulan ke belakang ini lagi belajar membuat konten audio visual.
"Siapa sih youtuber favoritmu?" tanya Meizal Rossi ke academia.
"Sam kolder" jawabku.
Meizal Rossi itu inspiratif banget kontennya. Selera anak muda kekinian lah, yang videonya cinematic gitu. Pantas kalau dalam waktu hanya setahun subscriber youtubenya sudah mencapai 7000.
Kenapa sih harus 1 menit? Bukannya panjang lebih keren ya? Karena kalau 1 menit biar bisa masuk Instagram tanpa terpotong gaes ehhehe. Itu alasan utamanya sih. Instagram memang menjadi social media yang lagi rame banget. Dan it's ok kok upload video 1 menit ke youtube. Selain itu, kita pengen hemat kuota kan? Ahahha. Video 1 menit kemungkinan viralnya lebih besar misalnya dishare dari satu grup whatsap ke grup lain. Untuk pemula, membuat video singkat tentunya lebih mudah dong. Yuk ah kita mulai!
Video Story Telling atau Visual story sih yang bagus?
Video story telling itu dimana kamu ngomong langsung, visualnya bisanya dominan statis, dengan stylenya implusif. Kalau kamu pede nampil di depan kamera, bercerita dengan mengalir, pakai gaya story telling ini boleh banget. Ini contoh video yang aku buat.
Pada video visual story, narasinya di poin-poin saja. Di sini kamu lebih menonjilkan video yang dinamis, main gambar banget deh, cocok buat yang kurang pede nampil di depan kamera.Â
Persiapan pra produksi
Video 1 menit dapat kamu rekam pakai smartphone atau kamera professional sekalipun. Gear utama yaitu kamera harus disiapkan dong. Script, lokasi, sebaiknya juga disiapkan ya. Kadang kita juga perlu riset dulu sebelum mebuat video. Misalnya riset produk jika video tentang produk, riset lokasi, maupun riset topik lebih mendalam untuk membuat narasi. Cari juga referensi dari youtube atau Instagram tentang topi tersebut. Nggak salah kok kita pakai prinsip Amati-Tiru-Modifikasi.
Produksi
Nah, kalau saat produksi apa aja sih yang perlu diperhatiin?
- Kebersihan lensa kamera. Ya dong, tangan sering minyakan atau kotor, jangan sampai sih langsung tekan shutter. Hasilnya nanti nggak karuan jauh dari bening.
- Cek settingan kamera. Kalau pakai mirrorless, DSLR, atau smartphone yang ada pengaturan manual ini adalah hal wajib. Berapa frame per second sih yang kita mau? Color nya mau flat atau langsung mateng?
- Cek storage. Nah, aku pernah ngalamin nih lagi dapet momen bagus eh memori habis. Biasanya sih kasus kayak gini rentan kalau ngerekam pakai akmera smartphone.
- Perhatikan kondisi cahaya. Sebagus apapun kamera kamu, cahaya itu harus jadi concern. Bukan melulu cahaya alami ya juga lighting buatan. Cahaya bisa membuat sebuah scene menjadi punya mood tertentu. Menciptakan dimensi pada objek, lalu bercerita lewat visual.
- Cek kondisi kebisingan. Merekam tanpa mic atau recorder sih wajib banget memperhatikan ini. Jangan sampai sudah effort ngomong begini begitu eh kalah sama ambience sound.
- Lebih dekat dengan objek. Acapkali kesan dramatis dan cinematic itu tercipta ketika kita dekat dengan objek. Apalagi untuk vlog story telling. Biar berasa ngobrol langsung gitu lah.
Post produksi
Selesai syuting, lalu diapakan? Bagi sebagian besar orang mengedit video adalah hal yang rumit. Padahal enggak juga. Makin sering diasah, akan makin naik taste dan skill kita. So, mari kita belajar ngedit video vlog 1 menit.
Aku biasanya negdit di PC, pakai adobe premiere pro. Kalau di smartphone aku pakai imovie untuk ios dan video show untuk android. Bagusan mana? Semua bagus asal kamu tahu cara pakainya. Serius lho ini.
Konten video 1 menit memiliki kekuatan yang cukup besar untuk saat ini. Jangan hanya jadi penikmat. Yuk, buat konten positif dan sajikan dengan kemasan menarik agar pesna kita tersampaikan lebih luas.
