Mohon tunggu...
Syarwan Edy
Syarwan Edy Mohon Tunggu... Mahasiswa - @paji_hajju
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Syarwan Edy, sangat suka dipanggil dengan nama bang Paji. Si realistis yang kadang idealis | Punya hobi membaca, menulis dan diskusi | Kecintaannya pada buku, kopi, dan senja | Didewasakan oleh masyarakat dan antek kenangan.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Suara Perempuan: Women from Rote Island

14 Maret 2024   15:26 Diperbarui: 14 Maret 2024   15:29 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: milik pribadi

Hantu-hantu perempuan adalah kenyataan terpendam dari tragedi-tragedi ketidakadilan terhadap perempuan. Perempuan dan hantu perempuan tidak butuh diatur, tetapi dijamin haknya atas rasa aman oleh negara dan masyarakat.

Apa iya setiap karakter dalam film itu harus selalu happy in the end & "menang"? Women From Rote Island, film yang seharusnya kita lihat adalah dalam menyuarakan kesetaraan dan inklusi gender secara mendalam bukan bias gender. 

Film ini juga menyadarkan bahwa pelecehan dan kekerasan seksual bisa dilakukan oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja, bahkan orang terdekat sekalipun. Film ini memang ingin menampilkan realita bahwa tidak semua perempuan bisa melawan dan mendapat kebebasan. 

Sangat sulit mencari tempat yang aman bagi perempuan, apalagi mencari keadilan bahkan atas tubuhnya sendiri karena adanya kekosongan hukum. Menjadi perempuan seakan sebuah kutukan; diperkosa, disalahkan, dan bahkan diasingkan ditengah hegemoni budaya patriarki yang kuat.

Women From Rote Island, film ini berkisah tentang perempuan-perempuan pulau Rote yang menghadapi berbagai dilema hanya karena mereka terlahir sebagai perempuan. Menceritakan Orpa, seorang istri yang baru ditinggal suami dan harus menghadapi diskriminasi yang dialami Martha, anaknya sebagai korban kekerasan seksual. Orpa terus berjuang dan mencari keadilan, tapi apakah ia akan mendapat akhir yang tidak lagi tragis? 

Dari film ini kita bisa mengambil benang merahnya ialah pemahaman yang lebih baik lagi terhadap isu kekerasan seksual, pendorong untuk aksi nyata dan perubahan sejarah jalan kenangan perempuan, peningkatan kesadaran dan juga  sama-sama dari kita mencegah kekerasan seksual serta mengubah budaya yang mendukung kekerasan berbasis gender dalam masyarakat adat.

Paji Hajju 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun