Naiknya harga minyak goreng akhir-akhir ini memaksa kita, terutama para ibu rumahtangga untuk menyiasati agar tetap bisa memasak, menjaga citarasa masakan sekaligus mempertahankan anggaran belanja tetap efisien dan tidak kebobolan akibat kenaikan harga minyak goreng yang cukup signifikan, ya Bun.
Apalagi selera makan kita yang cenderung menyukai masakan serba goreng daripada direbus atau dipanggang. Sebenarnya tinggal ambil hikmahnya saja, dengan adanya kenaikan harga minyak goreng kita dapat mengurangi konsumsi makanan yang kurang sehat. Yups..anggap saja membantu mempermudah program diet kan? Masalahnya beda kalau buat bunda-bunda yang berkecimpung di bisnis kuliner pasti pusing tujuh keliling bagaimana mengatur harga makanan dan biaya produksi yang membengkak akibat kenaikan harganya. Iya kan?
Berikut tips yang mungkin dapat bunda coba untuk mengatasi naiknya harga minyak goreng.
1. Perbanyak masakan non goreng
Salah satu cara yang saya gunakan adalah merubah cara masak yang awalnya digoreng perbanyak dengan metode rebus, panggang atau bakar. Contohnya dimasak pepes, dibikin sate. Sangat sehat bagi penderita penyakit degeneratif.
2. Pengaturan Suhu
Atur suhu kompor jangan terlalu panas, agar minyak tidak gosong dan jelantah minyak tidak kotor.
3. Wadah Jelantah
Pilih wadah jelantah yang baik, saya sarankan dari bahan stainless steel yang berpenyaring atau oil pot. Karena penyaring oil pot lebih rapat dan halus dibanding penyaring teh atau santan. Jadi, hasil saringannya lebih baik. Simpan ditempat jauh dari panas dan tutup dengan rapat. Untuk pemakaian jangka lama bisa disimpan dikulkas.
4. Jumlah Minyak
Atur penggunaan minyak jangan sampai menyisakan jelantah yang berlebih, tentu para ibu rumah tangga jagonya.