Selain itu jika suami ibu hamil yang HIV+ tidak jalani tes HIV, maka mereka jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. Bahkan, ada laki-laki yang mempunyai istri lebih dari satu dan pasangan seks lain sehingga kian banyak perempuan yang berisiko tertular HIV/AIDS.
Disebutkan lagi oleh Rini: "Yang pasti dengan catatan ini, kami selalu intens melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya HIV dan cara pencegahan yang efektif,"
Hanya saja 'cara pencegahan yang efektif' tidak jelas karena di bagian lain disebut Rini: .... Dinkes tentunya juga mengimbau buat masyarakat agar tidak melakukan hubungan seksual bebas, sehingga mengakibatkan meningkatnya risiko penularan HIV/AIDS di Kota Jambi.
Nah, itulah sebabnya sosialisasi HIV/AIDS selama ini tidak berhasil karena informasi dibalut dengan norma, moral dan agama sehingga menenggelamkan fakta medis dan menyuburkan mitos (anggapan yang salah tentang HIV/AIDS).
Misalnya, mengaitkan hubungan seksual bebas dengan penularan HIV/AIDS. Ini menyesatkan karena penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual penetrasi (vaginal dan anal) terjadi bukan karena sifat hubungan seksual, dalam berita ini hubungan seksual bebas, tapi karena kondisi saat terjadi hubungan seksual di dalam atau di luar nikah. Yaitu salah satu atau keduanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak memakai kondom. Ini fakta!
Rini juga mengatakan: .... Pemkot sudah melakukan penanggulangan kasus HIV yang sangat tinggi."
Penanggulagan seperti apa? Sayang dalam berita tidak dijelaskan.
Apakah ada program Pemkot Jambi, dalam hal ini Dinkes Kota Jambi, untuk menurunkan insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan PSK?
Jika tidak ada, maka itu artinya insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa akan terus terjadi yang selanjutnya menyebarkannya di masyarakat, kepada istri dan pasangan seks lain, sebagai silent disaster (bencara terselubung) ibarat 'bom waktu' yang kelak bermuara pada 'ledakan AIDS.' <>
 * Syaiful W Harahap adalah penulis buku: (1) PERS meliput AIDS, Pustaka Sinar Harapan dan The Ford Foundation, Jakarta, 2000; (2) Kapan Anda Harus Tes HIV?, LSM InfoKespro, Jakarta, 2002; (3) AIDS dan Kita, Mengasah Nurani, Menumbuhkan Empati, tim editor, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2014; (4) Menggugat Peran Media dalam Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, YPTD, Jakarta, 2022. (Kontak via e-mail: syaifulwh@gmail.com).