Berikut ini perilaku seksual dan nonseksual berisiko tinggi tertular HIV/AIDS sebagai fakto risiko (mode of transmission), yaitu:Â
Terkait dengan perilaku laki-laki dewasa:
- Laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (vaginal atau anal) di dalam nikah dengan perempuan yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki (suami) tidak memakai kondom, karena bisa saja salah satu perempuan tersebut mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS,
- Laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (vaginal atau anal) di luar nikah dengan perempuan yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, karena bisa saja salah satu perempuan tersebut mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS,
- Laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (terutama vaginal atau anal) di luar nikah dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK) langsung (kasat mata) dan PSK tidak langsung (tidak kasat mata), dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, karena bisa saja PSK tersebut mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS,
Dua tipe PSK, yaitu:
(1). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan, dan
(2). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), PSK high class, cewek online, cewek prostitusi online, dan lain-lain,
- Laki-laki dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (anal) dengan Waria (heteroseksual atau homoseksual) dengan kondisi yang menganal tidak memakai kondom, karena bisa saja Waria tersebut mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS,
Terkait dengan perilaku perempuan dewasa:
- Perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (vaginal atau anal) di dalam nikah dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki (suami) tidak memakai kondom, karena bisa saja salah satu laki-laki tersebut mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS,
- Perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (vaginal atau anal) di luar nikah dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, karena bisa saja salah satu laki-laki tersebut mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS,
- Perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (vaginal atau anal) di dalam dan di luar niah dengan gigolo dengan kondisi gigolo tidak memakai kondom, karena bisa saja gigolo tersebut mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS,
- Perempuan dewasa yang pernah atau sering melakukan hubungan seksual penetrasi (vaginal atau anal) dengan Waria (heteroseksual atau homoseksual) dengan kondisi Waria tidak memakai kondom (seks vaginal) atau Waria yang menganal (Waria homoseksual) tidak memakai kondom, karena bisa saja Waria tersebut mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko penularan HIV/AIDS
Sedangkan perilaku nonseksual yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS, yaitu:
- Menyusu air susu ibu (ASI) kepada perempuan yang mengidap HIV/AIDS,
- Menerima transfusi darah yang tidak diskrining HIV, dan
- Memakai jarum suntik serta tabungnya secara bersama-sama dengan bergiliran dan bergantian, terutama pada penyalahguna Narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) karena bisa saja salah satu dari mereka mengidap HIV/AIDS sehingga darah yang mengandung HIV/AIDS masuk ke jarum dan tabung kemudian disuntikkan yang lain ke tubuhnya.
Dengan menghindari perilaku seksual dan nonseksual di atas, maka akan selamat karena tidak akan pernah tertular HIV/AIDS. <>
* Syaiful W Harahap adalah penulis buku: (1) PERS meliput AIDS, Pustaka Sinar Harapan dan The Ford Foundation, Jakarta, 2000; (2) Kapan Anda Harus Tes HIV?, LSM InfoKespro, Jakarta, 2002; (3) AIDS dan Kita, Mengasah Nurani, Menumbuhkan Empati, tim editor, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 2014; (4) Menggugat Peran Media dalam Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia, YPTD, Jakarta, 2022. (Kontak via e-mail: syaifulwh@gmail.com).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI