Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Penanggulangan Banjir di Jakarta Tak Akan Pernah Tuntas

16 September 2023   09:44 Diperbarui: 16 September 2023   10:00 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir di Kampung Melayu, Jakarta Timur, 4 Februari 2007. (Sumber: KOMPAS/LASTI KURNIA)

Belum lama ini, tepatnya 31/7-2023, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan sodetan Ciliwung yaitu rentangan pipa dari Kali Ciliwung di Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, sepanjang 1.268 meter ke Banjir Kanal Timur (BKT) di Kali Cipinang juga di Jakarta Timur.

Fungsi sodetan itu akan teruji pada musim hujan yang satu dua bulan ke depan.

Sodetan itu 'membuang' air yang meluap di Ciliwung berupa air hujan kiriman dari hulu yaitu mulai dari kawasan Puncak (Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur) serta Kota Bogor dan Kota Depok, semuanya di wilayah Jawa Barat.

Air kiriman itu yang dikabari dari Pintu Air Katulampa, Bogor, menggenangi wilayah Jakarta,  terutama di sepanjang bantaran Ciliwung.

Tentu saja sodetan itu tidak akan bisa menyedot semua volume air yang mengalir deras dari hulu Ciliwung. Air yang tidak tersedot akan masuk ke wilayah Jakarta yang diperparah dengan air hujan di hilir sodetan. Penyerapan ke bawah permukaan tanah tidak besar karena permukaan air tanah yang tinggi yang diperburuk oleh instrusi air laut yang sudah sampai ke daratan Jakarta. Kondisnya kian parah karena ada pula dorongan dari laut ketika air pasang.

Di masa Gubernur Anies Baswedan ada program pembuatan sumur resapan. Tapi, ini sia-sia karena permukaan air tanah didorong intrusi air laut sehingga tidak efektif. Lagi pula berdasarkan wawancara penulis dengan ahli geologi di Bandung (1983) untuk laporan di Tabloid "Mutiara" sumur resapan itu efektif di lahan perbukitan.

Maka, tanpa memperbaiki kondisi daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung mulai dari hulu program penanggulangan banjir di Jakarta akan sia-sia saja.

Jika dilihat dari aspek geografi maka amatlah wajar Jakarta selalu banjir karena sifat air yang selalu mengalir dari daerah yang yang tinggi ke daerah yang lebih rendah.

Jika disimak aliran Sungai Ciliwung dari hulu di Mandalawangi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dengan puncak tertinggi 3.000 meter di atas permukaan laut (mdpl) secara alamiah air sungai dari hulu akan mengalir deras ke Jakarta dengan mdpl rata-rata 5 -- 7 mdpl. Aliran Sungai Ciliwung sepanjang 119 km.

Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dari hulu sampai hilir (Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)
Aliran Sungai (DAS) Ciliwung dari hulu sampai hilir (Dok Pribadi/Syaiful W. Harahap)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun