Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Kota Salatiga Tanpa Penanggulangan di Hulu

23 Februari 2020   07:00 Diperbarui: 23 Februari 2020   07:09 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: christiantimes.cn)

Di jubul berita disebutkan mayoritas penderita HIV/AIDS di Kota Salatiga adalah ibu rumah tangga. Celakanya, tadak ada program yang konkret untuk menurunkan insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa heteroseksual melalui hubungan seksual dengan PSK/ Maka, ibu rumah tangga di Kota Salatiga akan terus bertambah yang kelak menambah jumlah bayi yang lahir dengan HIV/AIDS.

Dikatakan lagi oleh Marhadi: .... apabila kesadaran masyarakat untuk cek kesehatan diri sudah tinggi, akan lebih baik jika kemudian diketahui mengidap HIV/AID atau tidak dan dapat dilakukan penanganan lebih lanjut.

Langkah yang disebut Marhadi itu adalah di hilir. Artinya, Pemkot Salatiga membiarkan warganya, terutama laki-laki dewasa, tertular HIV dan menyebarkannya di masyarakat terutama kepada istrinya baru kemudian menjalani tes HIV.

Begitu juga dengan: DKK Salatiga, lanjutnya (Marhadi-pen.), juga turut melakukan pemeriksaan rutin berkala terhadap para pekerja hiburan di kompleks karaoke Sarirejo Salatiga.

Ketika ada pekerja hiburan yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS itu artinya: (a). Ada laki-laki dewasa, bisa saja warga Kota Salatiga, yang mengidap HIV/AIDS yang menularkan HIV/AIDS ke pekerja hiburan tsb., dan (b) Ada banyak laki-laki dewasa, bisa saja warga Kota Salatiga, yang berisiko tertular HIV/AIDS dari pekerja hiburan yang mengidap HIV/AIDS  karena melakukan hubungan seksual tanpa kondom.

Yang diperlukan adalah penanggulangan di hulu yaitu menurunkan insiden infeksi HIV pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan PSK. Ini yang mendesak dilakukan oleh Pemkot Salatiga.

Tanpa langkah konkret yaitu intervensi terhadap laki-laki agar memakai kondom setiap kali seks dengan PSK, maka selama itu pula insiden infeksi HIV baru akan terus terjadi. Laki-laki yang tertular HIV/AIDS tidak menyadari dirinya sudah mengidap HIV/AIDS karena tidak ada tanda-tanda atau gejala-gejala yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan.

Akibatnya, laki-laki pengidap HIV/AIDS jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam nikah atau di luar nikah terutama ke istrinya. Pada akhirnya penyebaran HIV/AIDS di Kota Salatiga akan sampai pada 'ledakan AIDS'. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun