Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

"Bahaya LGBT" di Cianjur, Mustahil Pemkab Bisa Tanggulangi AIDS

21 Oktober 2018   02:37 Diperbarui: 22 Oktober 2018   12:23 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernyataan juru bicara Pemkab Cianjur, Gagan Rusganda, yang mengutip temuan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Cianjur yang menyebutkan pada rentang Januari hingga Juli 2018, jumlah orang dengan orientasi seksual lelaki seks lekaki (LSL) sebanyak 617 orang, turun dibandingkan tahun lalu yang angkanya sekitar 2.800 jiwa.

Dari data KPA Cianjur ini yang perlu ditanya adalah: Siapa-siapa saja (orientasi seksual) yang disebut LSL tsb.?

Soalnya, seperti disebutkan pada poin 4 juga terasuk LSL. Juga biseksual pada poin 5 termasuk LSL juga.

Jika Pemkab Cianjur memakai data KPA Cianjur ini untuk menerbitan surat edaran 'bahaya LGBT' tentulah tidak akurat karena: tidak ada kasus HIV/AIDS dengan faktor risiko lesbian, gay, serta laki-laki dan perempuan biseksual tidak kasat mata, hanya transgender (waria) yang kasat mata.

[Baca juga: LGBT, Hanya Waria yang Kasat Mata]

Dalam berita disebutkan: Nantinya tiap-tiap perangkat daerah harus menyampaikan informasi tentang bahaya LGBT dan HIV/AIDS.

Seperti dijelaskan di atas bahwa LGBT ada di alam pikiran, lalu di mana bahayanya? Yang jauh lebih berbahaya adalah kalangan infantofilia (laki-laki dewasa yang salurkan seks kepada bayi dan anak-anak usia 0-7 tahun), pedofilia (laki-laki dewasa yang salurkan seks kepada anak-anak usia 7-12 tahun), dan laki-laki dewasa yang lakukan sodomi (perkosaan melalui seks anal).

Rupanya, Pemkab Cianjur menafikan kalangan infantofilia, pedofilia dan pelaku sodomi yang justru merusak moral, serta menebar ketakutan dan penyakit. Ini kasus infantofilia di Cianjur: Seorang anak berusia 4 tahun di Cijedil, Cugenang, Kab Cianjur dilaporkan telah menjadi korban pemerkosaan (video.tribunnews.com, 4/5-2016). 

Kasus sodomi dilaporkan patas.id (23/7-2017): Namun pada 2016, kasus sodomi Cianjur sudah cukup banyak, bahkan dari 70 kasus pelecehan seksual yang terjadi, sediktinya 20 kasus merupakan sodomi. Ini kasus pedofilia: Sebanyak 12 anak menjadi korban pedofil di Kampung Coblong, Desa Talaga, Kecamatan Caringin, Sukabumi, Jawa Barat (Jabar). Para korban diikat tangannya lalu digantung ke atas atap gubuk bambu hingga akhirnya dicabuli satu persatu (inews.id, 25/9-2018).

[Baca juga: Infantofilia Mengintai Bayi dan Anak-anak Sebagai Pelampiasan Seks]

Disebutkan pula dalam berita: Jika ada warga yang ketahuan memiliki orientasi seksual LGBT akan dilaporkan ke Komisi Penanggulangan AIDS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun