Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Riau, Tidak Ada Kasus HIV/AIDS dengan Faktor Risiko Seks Lesbian

8 Oktober 2018   11:26 Diperbarui: 8 Oktober 2018   17:04 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: bbc.com)

[Baca juga: Tertular HIV karena Termakan Mitos "Cewek Bukan PSK"]

Lagi pula kalau kasus HIV/AIDS banyak pada gay itu artinya penyebaran HIV/AIDS kecil karena mereka tidak punya istri. Bandingkan dengan laki-laki heteroseksual. Jika seorang laki-laki heteroseksual tertular HIV/AIDS, maka dia akan jadi mata rantai penyebaran HIV/AIDS di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. Yang beristri menularkan HIV ke istri (horizontal), kalau istri tertular ada pula risiko penularan ke janin yang dikandung istrinya kelak (vertikal). Bahkan, ada laki-laki yang beristri lebih dari satu.

Pernyataan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, melalui Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P), Muhammad Ridwan, ini rancu. Disebutkan: " .... faktor risiko penyebaran kasus HIV dan AIDS ahun ini didominasi oleh kaum heteroseksual atau Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT), yakni 124 kasus."

LGBT bukan heteroseksual, tapi homoseksual yaitu gay dan lesbian. Sedangkan biseksual adalah heteroseksual dan homoseksual. Sedangkan transgender ada yang heteroseksual dan ada pula yang homoseksual.

Disebutkan pula: " .... berdasarkan analisa Diskes dan Komisi Penanggulangan AIDS(KPA) Provinsi Riau, masih banyak kalangan muda terjangkit HIV/AIDS melalui aktifitas LGBT namun belum terdeteksi."

 Seperti dijelaskan di atas tidak ada faktor risiko penularan HIV/AIDS melalui seks pada lesbian. Aktivitas seks pada gay terjadi di komintas mereka. Yang jadi persoalan besar adalah laki-laki biseksual yang berperan sebagai heteroseksual (ada yang beristri) dan sebagai homoseksual sehingga mereka jadi jembatan penyebaran HIV/AIDS dari kominitas biseksual ke masyarakat, al. istri dan pasangan seks mereka.

Sedangkan transgender, yang jadi pelanggan waria adalah laki-laki heteroseksual sebagian besar beristri. Studi di Surabaya (1990-an) menunjukkan laki-laki heteroseksual yang beristri jadi 'perempuan' (ditempong) ketika seks dengan waria (waria jadi laki-laki yang menempong). Akibatnya, laki-laki heteroseksual beristri rentan tertular HIV/AIDS dari waria yang mengidap HIV/AIDS karena waria tidak memakai kondom ketika seks melalui anus laki-laki heteroseksual.

Dalam berita ini sama sekali tidak ada isu tentang laki-laki dewasa heteroseksual yang sering melakukan hubungan seksual dengan PSK langsung dan PSK tidak langsung.

Apakah di Riau tidak ada PSK langsung dan PSK tidak langsung?

Kalaupun tidak ada, apakah ada jaminan tidak ada laki-laki dewasa warga Riau yang melakukan hubungan seksual berisiko tertular HIV di luar Riau atau di luar negeri?

Sedangkan peraturan daerah (Perda) penanggulangan HIV/AIDS Riau sama sekali tidak menyentuh akar persoalan terkait upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun