Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penanggulangan HIV/AIDS, Strategi Moralistis Bermuara pada "Ledakan AIDS"

25 Juni 2018   05:42 Diperbarui: 25 Juni 2018   07:26 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: stophiv.org)

(4) Perempuan heteroseksual (secara seksual tertarik kepada laki-laki) yang melakukan hubungan seksual di luar ikatan pernikahan yang sah dengan laki-laki yang berganti-ganti dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, karena bisa saja salah satu di antara laki-laki tsb. mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko tertular HIV/AIDS. Apakah ada cara-cara yang konkret yang bisa dilakukan oleh instansi, institusi, LSM, toma (tokoh masyarakat) dan toga (tokoh agama) untuk mencegah insiden infeksi HIV baru pada perempuan ini?

(5) Laki-laki heteroseksual (secara seksual tertarik kepada perempuan) yang  melakukan hubungan seksual dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, dengan kondisi laki-laki tidak memakai kondom, seperti pekerja seks komersial (PSK), kaena bisa saja ada di antara PSK itu yang mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko tertular HIV/AIDS.

PSK dikenal ada dua tipe, yaitu:

(a) PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.

Apakah ada cara-cara yang konkret yang bisa dilakukan oleh instansi, institusi, LSM, toma (tokoh masyarakat) dan toga (tokoh agama) untuk mencegah insiden infeksi HIV baru pada laki-laki ini melalui hubungan seksual dengan PSK langsung?

Ada. Caranya adalah dengan melakukan intervensi terhadap laki-laki agar selalu memakai kondom setiap kali melakukan hubungan seksual dengan PSK langsung. Cara ini, dikenal sebagai program 'wajib kondom 100 persen', tapi praktek PSK harus dilokalisir. Program ini sudah dijalankan Thailand dengan hasil penurunan insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa.

Ini perbandingan kasus HIV/AIDS (2016) di Indonesia dengan Thailand (setelah menerapkan program 'wajib kondom 100 persen' bagi laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan PSK langsung). Indonesia: estimasi jumlah kasus kumulatif 620.000, infeksi HIV baru 48.000, cakupan obat ARV 13 persen, kematian terkait AIDS 38.000. Thailand: estimasi jumlah kasus kumulatif  450.000, infeksi HIV baru 6.400, cakupan obat ARV 69 persen, kematian terkait AIDS 16.000 (adisdatahub.org).

Celakanya, program tsb. tidak bisa dijalankan di Indonesia karena transaksi yang melibatkan PSK langsung tidak dilokalisir sehingga tidak bisa dilakukan intervensi dengan regulasi.

(b) PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat plus-plus, 'artis', 'spg', cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, ibu-ibu rumah tangga, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), dll.  Apakah ada cara-cara yang konkret yang bisa dilakukan oleh instansi, institusi, LSM, toma (tokoh masyarakat) dan toga (tokoh agama) untuk mencegah insiden infeksi HIV baru pada laki-laki ini?

(6) Laki-laki biseksual (tertarik secara seksual kepada perempuan dan laki-laki) yang melakukan hubungan seksual dengan laki-laki dan perempuan yang berganti-ganti, disebut LSL (Lelaki Suka Seks Lelaki), karena bisa saja salah satu dari di antara mereka mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko tertular HIV/AIDS. Apakah ada cara-cara yang konkret yang bisa dilakukan oleh instansi, institusi, LSM, toma (tokoh masyarakat) dan toga (tokoh agama) untuk mencegah insiden infeksi HIV baru pada laki-laki ini?

(7) Laki-laki heteroseksual (secara seksual tertarik kepada perempuan) yang melakukan seks anal dan seks oral dengan waria yang berganti-ganti karena bisa saja salah di antara waria tsb. mengidap HIV/AIDS sehingga ada risiko tertular HIV/AIDS. Apakah ada cara-cara yang konkret yang bisa dilakukan oleh instansi, institusi, LSM, toma (tokoh masyarakat) dan toga (tokoh agama) untuk mencegah insiden infeksi HIV baru pada laki-laki ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun