Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS "Berkecamuk" di Indonesia, Celakanya Ditanggapi dengan Kegaduhan Soal LGBT dan LSL

26 April 2018   15:18 Diperbarui: 26 April 2018   15:19 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: curejoy.com)

Ada fakta yang luput dari perhatian banyak orang yaitu laki-laki heteroseksual yang melakukan hubungan seksual (seks anal) dengan waria umumnya adalah laki-laki beristri. Studi di Kota Surabaya awal tahun 1990-an menunjukkan suami-suami itu merasa tidak mengingkari cinta karena mereka tidak memakai penis ke vagina yang bukan istri. Tapi, ada hal yang membuat suami-suami penggemar waria itu berada pada posisi risiko tinggi tertular IMS dan HIV atau kedua-duanya sekaligus yaitu suami-suami itu jadi 'perempuan' yaitu suami-suami itu dianal oleh waria yang mereka sebut ditempong dengan kondisi waria yang melakukan seks anal tidak pakai kondom.

Sedangnkan Lesbian pada LGBT sampai sekarang belum ada laporan kasus penularan HIV/AIDS dengan faktor risiko lesbian, tapi banyak kalangan di Indonesia yang selalu mengaitkan lesbian dengan penyebaran HIV/AIDS.

Yang perlu dipertanyakan juga adalah sumber data untuk menyebutkan lesbian, gay dan biseksual yang tidak kasat mata. Sedangkan transgender atau waria kasat mata. Bisa saja sumber informasi tentang orientasi seksual seseorang tadi teman sehingga ada pada posisi sumber sekunder karena tidaklah semudah yang dibayangkan seseorang mengaku sebagai gay, lesbian atau biseksual. Akurasi data akan kacau kalau ada sumber tersier, dst.

Ada dugaan pengalihan isu ke LGBT dan LSL karena tidak ada program yang sistematis untuk menurunkan insiden infeksi HIV pada laki-laki 'hidung belang' karena transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu dengan modus yang beragam pula. Angka 6,7 juta pelanggan PSK itu hanya pelanggan PSK langsung di beberapa kota pelabuhan di Indonesia, sedangkan laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan PSK tidak langsung tidak bisa dideteksi. Itu artinya jumlah laki-laki dewasa yang berisiko tertular HIV melalui hubungan seksual sangat banyak yang pada akhirnya mata rantai penyebaran HIV pun banyak pula.

Jika itu yang terjadi, maka amatlah masuk akal kalau penyebaran HIV di masyarakat merupakan 'bom waktu' yang kelak akan jadi 'ledakan AIDS'. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun