Mohon tunggu...
Salman
Salman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Negara Indonesia yang baik hati

Presiden Golput Indonesia, pendudukan Indonesia yang terus menjaga kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat Terbuka untuk Aa' Gym

22 Januari 2017   16:56 Diperbarui: 22 Januari 2017   17:18 3042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: aceh.tribunnews.com

“ Yang banyak belum tentu baik, yang baik belum tentu benar, yang benar belum tentu selamanya, karena yang abadi adalah perubahan “  - Salman, 2017-

Assalamualaikukum  Wr.  Wb.

Saya harus berfikir berulang kali sebelum  memutuskan menulis surat ini, sebelumnya saya ingin  menulis secara terbuka untuk para ulama, tapi saya pikir jika sasaran saya lebih spesifik maka apa yang ingin saya utarakan akan sampai pada tujuannya. Saya adalah pengagum cara ceramah Aa’ Gym yang begitu sopan dan lembut.

Semoga Aa’ Gym dan keluarga beserta para ulama lainnya  dalam keadaan sehat dan senantiasa dalam perlingunganNya.

Surat ini saya tulis karena keprihatinan saya melihat perkembangan yang terjadi pada umat islam, khususnya di Indonesia ,pada akhir-akhir ini. Saya Salman. Memang, saya bukanlah siapa-siapa, saya hanyalah sebutiran debu yang mencoba merefleksikan sinar. Saya pun siap untuk dibully karena tulisan ini, karena siapalah saya, orang yang paling dimuliakan oleh Allah SWT, Nabi Muhammad SAW saat berdakwah pun pernah dilempar batu hingga copot giginya, sedangkan saya bukan siapa2, saya hanya mencoba mengingatkan, mudah-mudahan dalam kebaikkan.

 Identitas saya cukup saya dikenal sebagai seorang muslim atau kompasianer, seorang muslim yang mencintai negaranya dan mencintai kebenaran. Saya tidak terkait dengan kelompok-kelompok tertentu, atau mewakili kelompok tertentu, saya mewakiliki hati nurani saya, nurani untuk kebenaran.

Tulisan saya ini bukan dimaksudkan untuk menistakan para ulama, tapi saya ingin mengkritik para ulama, agar ke depan bisa lebih baik dalam membimbing umat. Saya tidak melihat seorang berdasarkan agamanya, jika ia salah maka ia salah, bahkan jika ia adalah seorang ulama sekalipun. Prinsip hidup saya adalah berdiri di atas kebenaran. Jika Islam agama kebenaran maka saya berdiri di atas nilai-nilai Islam.  

Kenapa para ulama perlu dikritik? Karena para ulama juga manusia, bisa salah juga. Ulama yang anti kritik adalah ulama yang sombong. Seseorang yang  semakin berilmu tinggi akan merasa bahwa ia akan semakin bodoh karena yang ia ketahui ilmunya sangat sedikit. Seorang  pemuka agama atau ulama yang sudah belajar a hingpuluhan tahun di kampus terbaik dunia pun belum tentu menguasai dengan baik seluruh ilmu matematika, biologi, sejarah, hukum, dsb.

Demi massa. Sesungguhnya manusia itu benar – banar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al Ashr)

Kebenaran, kata yang terlihat sederhana tapi sesungguhnya tidak semua orang bisa mempunyai kemampuan dan ilmu untuk menetapkan  atau merumuskan seuatu kebenaran. Kebenaran secara hukum, melalui proses hukum dan ditangani oleh orang-orang yang berkompeten dibidang hukum. Kebenaran ilmiah, diselenggarakan dan ditetapkan oleh ilmuwan. Kebenaran secara agama dipercayakan pada pemuka agama. Oleh karena itu para pemuka agama atau ulama yang tidak berkompeten di bidang yang bukan bidangnya, kemungkinan besar akan melakukan kesalahan.

Kebenaran pun banyak dimensinya, ada kebenaran secara ilmu ekonomi, ada kebenaran secara ilmu kesehatan, kebeneran berdasarkan kitab suci, dansebagainya dan terkadang kebenaran itu bisa bertentangan.  Contoh, industri rokok baik untuk perekenomian nasional tetapi secara kesehatan rokok merupakan produk  yang baik karena merusak kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun