Setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihannya, termasuk perempuan. Tapi, kenapa seolah perempuan itu harus sempurna?
Seharusnya paham bahwa keberagaman itu ada, seharusnya paham bahwa setiap individu itu berbeda- beda, bukan menuntut semuanya harus sama dan serba bisa.
Tuntutan terhadap perempuan sering kali terasa tak ada habisnya, dan itu datang dari segala arah. Kadang, perempuan merasa seperti selalu harus memenuhi ekspektasi orang lain, entah itu dalam cara berpakaian, cara mengasuh anak, bahkan sampai ke bentuk tubuh saat hamil. Semua hal kecil seolah menjadi bahan penilaian, padahal setiap perempuan tentu memiliki hak untuk membuat keputusan dan menjalani hidupnya dengan cara mereka sendiri.
Berbicara soal cara berpakaian. Ada saja mereka merasa berhak mengomentari, seolah penampilan itu adalah cerminan dari kualitas seseorang. Mau pakai yang simple atau modis, tetap saja ada yang mengkritik. Padahal, setiap orang berhak memilih apa yang paling nyaman buat dirinya.
Hal yang sama juga terjadi saat perempuan menjadi Ibu. Ketika memilih memberi asi atau susu formula. Dua pilihan yang sering kali membuat perempuan merasa dipertanyakan. Banyak yang merasa lebih tahu soal apa yang terbaik untuk anak orang lain, padahal setiap Ibu pasti punya alasan dan pertimbangan masing-masing, sesuai dengan kondisinya.
Bahkan warna kulit pun menjadi bahan omongan. Seolah-olah ada asumsi bahwa jika kulit perempuan putih, pasti mereka dianggap cantik. Faktanya, kecantikan tidak hanya diukur dari standar fisik. Setiap orang memiliki kecantikan yang unik, dan itu bukan hanya masalah warna kulit.
Masyarakat sering kali menciptakan gambaran cantik yang terbatas, seperti harus berkulit putih, langsing, dan punya penampilan yang sesuai dengan standar tertentu. Namun pada kenyataannya, kecantikan bukan masalah warna kulit atau tipe tubuh, tetapi cara seseorang merasa bahagia dengan diri mereka sendiri.
Perempuan yang kulit gelap sering kali merasa diremehkan atau dianggap kurang cantik hanya karena warna kulitnya. Karena berkulit tan skin akan terlihat aneh bagi sebagian masyarakat di Indonesia.
Memang setiap orang memiliki kriteria, mereka berhak untuk memiliki ideal versi mereka sendiri. Tapi, bukan juga harus menjatuhkan ideal versi yang lainnya.
Jangan berisik, apalagi berkomentar didepannya, itu sudah dianggap tidak memiliki pikiran dan adab, apalagi sampai berkomentar disosial media, meskipun tidak saling mengenal.
"Magrib banget."