Nilai dan Peran Guru Penggerak dalam Melahirkan Profil Pelajar Pancasila

1. Latar Belakang

Guru Penggerak merupakan pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Terpilihnya saya sebagai calon guru penggerak membuat saya termotivasi untuk belajar sepanjang hayat mengenai hakikat merdeka belajar. Pendidikan Guru Penggerak ini sangat bermanfaat dalam meningkatkan kompetensi pedagogik dan melakukan praktik baik (wellbeing) dalam pembelajaran.

Guru penggerak mengembangkan diri dan guru lain. Di antaranya dengan refleksi, berbagi, dan berkolaborasi, serta memimpin visi sekolah dalam praktik merdeka belajar; memiliki kematangan moral, emosi, dan spiritual untuk berperilaku sesuai kode etik; merencanakan, menjalankan, merefleksikan, dan mengevaluasi pembelajaran yang berpusat pada murid dengan melibatkan orang tua; berkolaborasi dengan orang tua dan komunitas untuk mengembangkan sekolah dan menumbuhkan kepemimpinan murid. Landasan PGP adalah filosofi merrdeka belajar Ki Hadjar Dewantara. Ajaran ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

Permasalahan yang terjadi bahwa pandemi Covid 19 ini sangat berpengaruh terhadap pendidikan sehingga guru harus berpikir keras untuk melaksanakan pembelajaran daring dan luring selama PTMT. Selain itu, nilai-nilai dan peran guru belum maksimal dijalankan. Harapan ke depan guru harus tergerak, bergerak, dan menggerakkan diri sendiri dan guru lain untuk mewujudkan merdeka belajar dan melahirkan Profil Pelajar Pancasila.

2. Deskripsi Aksi Nyata

Tujuan Umum aksi nyata ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai dan peran guru penggerak dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dengan keteladanan dan pembiasaan. Tujuan khususnya adalah melakukan praktik baik untuk menjadi pemimpin pembelajaran dengan melakukan pembelajaran yang berpihak pada anak. Praktik aksi nyata dilakukan dengan mengadakan pertemuan secara luring. Saya mencoba menginternalisasi nilai-nilai dan peran guru penggerak dengan maksimal.

Materi terkait peran dan nilai-nilai guru penggerak yang sudah saya pahami dengan sungguh-sungguh akan saya praktikkan di kelas dan sekolah. Saya sudah berupaya mengembangkan nilai-nilai guru penggerak yaitu

(1) mandiri mempunyai inisiatif sendiri dan tidak bergantung pada orang lain untuk mengikuti diklat, kuliah, seminar, dan lainnya,

(2) reflektif terbuka dengan masukan orang lain dan selalu mengevaluasi diri,

(3) inovatif membuat inovasi pembelajaran seperti pembelajaran menggunakan Komik Pelangi, permainan Ular Tangga, wayang karakter, 

(4) kolaboratif bekerja sama dalam membuat soal PAS ganjil, membuat materi pembelajaran,

(5) berpihak pada murid memetakan kodrat anak, memberikan kebebasan bereksplorasi sesuai minat dan bakat, dan lainnya. Setelah saya mengetahui peran guru penggerak, saya merasa tertantang untuk menjadi guru yang mampu menerapkan merdeka belajar dan melaksanakan peran guru penggerak sesuai filosofi pendidikan KHD.

 Peran guru penggerak yang sudah saya lakukan adalah (1)menjadi pemimpin pembelajaran dengan melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada anak dengan memperhatikan kodrat alam dan zaman anak seperti memetakan minat dan bakat serta memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran; (2) menggerakkan komunitas praktisi Berbagi praktik baik inovasi pembelajaran sesuai kodrat alam anak (dengan permainan ular tangga); (3) mendorong kolaborasi antarguru dengan mengadakan diskusi aktif di MGMPS; (4)mewujudkan kepemimpinan murid terlibat dalam agenda pilosis siswa.

3. Hasil dari Aksi Nyata

Hasil yang saya peroleh dari aksi nyata Modul 1.2 adalah saya dapat melakukan praktik baik dalam memahami dan menerapkan nilai-nilai dan peran guru penggerak dalam diri saya. Tentunya ada kendala yang dihadapai seperti perbedaan kodrat anak, waktu yang bersamaan dengan kegiatan lain, kondisi tubuh yang tidak bisa di tebak (sakit), serta tantangan dari dalam diri seperti, capek, malas, dan lainnya. Tentunya perlu ada solusi yaitu melakukan diskusi, melakukan asesmen diagnosis awal, pendekatan persuasif, dan memanagemen waktu dengan baik. Hasil aksi nyata ini dapat saya rasakan sendiri sebagai CGP, murid,  dan rekan sejawat di sekolah. Harapan saya, dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu menerapkan nilai-nilai dan peran guru penggerak secara maksimal.

4. Pembelajaran yang Didapat dari Pelaksanaan Aksi Nyata 1.2

Pikiran saya makin terbuka lebar saat mendalami materi nilai-nilai dan peran guru penggerak untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif, dan proaktif dalam menerapkan pembelajaran yang berpusat pada murid dan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila melalui keteladanan dan pembiasaan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat.

5. Refleksi dan Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Saya melakukan refleksi setelah mengevaluasi kelebihan dan kekurangan pada Aksi Nyata Modul 1.2. Saya akan membagi pengalaman dan praktik baik dalam menerapkan nilai-nilai dan peran guru penggerak kepada beberapa guru di SMPN 1 Sendang, serta guru-guru di seluruh Indonesia baik melalui file maupun video, secara daring dan luring. Kegiatan yang saya lakukan akan menjadi keunggulan bagi sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dan layanan pendidikan kepada murid. Guru-guru pun akan menjadi pemimpin pembelajaran yang dapat  menerapkan merdeka belajar yang berpihak pada murid sesuai kodrat alam dan zamannya demi mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

6. Rencana perbaikan di masa mendatang adalah

• menumbuhkan semangat belajar sepanjang hayat untuk menanamkan nilai-nilai Pelajar Pancasila pada murid.
• Saya akan memberikan teladan yang baik dan melakukan pembiasaan budaya positif kepada murid.
• Aktif dalam kegiatan MGMP
• Menginternalisasi nilai-nilai guru penggerak pada diri guru (reflektif, mandiri, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada anak)
• Positif thinking
• Membentuk lingkungan fisik dan psikis yang sehat
• Meningkatkan kompetensi murid sesuai abad 21