Ada yang menarik dari Minggu (31/8/2025) kemarin di Boyolali. Menjelang digelarnya Pasar Ngatpaingan, sebuah agenda wisata budaya yang rutin hadir setiap selapan sekali (35 hari), para pengelola Kampung Wisata Dangean (KWD) tampak serius mengikuti pelatihan konten digital.
Kegiatan ini digagas oleh Dosen Program Studi Teknologi Informasi Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA) melalui skema Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai Kemdiktisaintek tahun 2025.
Sosok Andi Widiyanto, M.Kom, dosen “smiling face” yang menjadi ketua dalam kegiatan ini, menegaskan bahwa pelatihan ini adalah bentuk komitmen kampus dalam mendukung potensi wisata lokal.
“Harapannya, KWD bisa tumbuh menjadi ikon wisata berbasis budaya, kuliner, dan kearifan lokal, bukan hanya di Boyolali tapi juga nasional,” ujarnya.
Konten Digital Jadi Kunci
Pelatihan ini menghadirkan Alan Kusuma, S.I.Kom., M.I.Kom, dosen Ilmu Komunikasi UNIMMA, yang membedah strategi pengemasan konten promosi digital di media sosial. Pesertanya pun beragam, mulai dari remaja desa hingga tim pengelola media sosial KWD.
Tak hanya teori, mereka juga mendapatkan perangkat pendukung produksi konten digital: mulai dari stabilizer gimbal hingga mic clip on. Lengkap sudah bekalnya untuk menciptakan konten yang lebih menarik, modern, dan sesuai tren.
Mengembalikan Gaung Pasar Ngatpaingan
Menurut Paiman, Ketua KWD, pelatihan ini menjadi kebutuhan mendesak. Pasalnya, gaung Pasar Ngatpaingan sempat meredup.
“Dulu saat viral, ribuan pengunjung bisa datang dalam hitungan jam. Bahkan beberapa stasiun TV nasional meliput langsung. Kami ingin suasana itu kembali lagi,” katanya penuh harap.
Sebelum ini, KWD juga pernah dibekali pelatihan digital marketing bersama Dr. Wawan Sadtyo Nugroho, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIMMA. Menurutnya, potensi KWD masih sangat besar, apalagi warga sekitar juga antusias untuk ikut belajar.
“Tidak hanya generasi muda, warga senior pun aktif bertanya dan terlibat dalam pelatihan,” ungkapnya.
Pasar unik dengan rasa tempo doeloe
Bagi yang belum tahu, Pasar Ngatpaingan bukan sekadar pasar biasa. Ia menghadirkan nuansa pasar jadul dengan aneka makanan tradisional yang kini mulai jarang ditemui. Bahkan, sistem transaksinya unik: bukan uang tunai, melainkan benggol kayu.
Bayangkan, di tengah hiruk-pikuk digitalisasi, ada sebuah pasar yang justru menawarkan pengalaman “mundur” ke masa lalu. Namun, berkat sentuhan teknologi digital, pasar ini diharapkan tetap relevan dan semakin dikenal luas.
Ketika budaya lokal bertemu teknologi, lahirlah harmoni baru. Itulah semangat yang coba ditanamkan UNIMMA melalui pelatihan ini.
#UNIMMA #TeknologiInformasi #PasarNgatpaingan #KampungWisataDangean
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI