Mohon tunggu...
Lika Indriyani
Lika Indriyani Mohon Tunggu... Pelajar

Hobi saya membaca, dan suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Dari Motor Keliling ke Gerobak Tetap: Kisah Ferdi Jualan Sempol di Surabaya

13 Oktober 2025   13:02 Diperbarui: 13 Oktober 2025   13:02 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Surabaya (19/09/2025) – Sempol, jajanan berbahan dasar tepung dan ayam yang ditusuk sate lalu digoreng, tetap jadi favorit banyak orang. Dengan harga Rp1.000 per biji, sempol menghadirkan rasa gurih dengan bumbu pedas yang pas di lidah dan tetap ramah di kantong. Di balik camilan sederhana ini, tersimpan kisah perjuangan seorang penjual sempol bernama Ferdi yang kini dikenal warga Surabaya.

Ferdi memulai usahanya sekitar empat tahun lalu. Awalnya, ia hanya coba-coba membuat sempol dan menjualnya. Tidak disangka, jajanan ini justru disukai banyak orang, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. “Awalnya Cuma coba-coba, eh ternyata lumayan banyak yang suka,” ujarnya sambil tersenyum. Dari situlah semangatnya untuk terus berjualan muncul.

Dulu, Ferdi mengandalkan motor untuk berjualan keliling. Hampir setiap hari ia menempuh jalanan dari kampung ke kampung demi memperkenalkan sempol buatannya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia merasa lelah. “Iya, awalnya saya keliling pakai motor biar bisa menjangkau banyak tempat. Tapi lama-lama capek juga, jadi saya pilih bikin gerobak biar orang tahu tempat tetap, gampang dicari, dan lebih nyaman,” tuturnya. Keputusan ini ternyata membuat pelanggannya lebih mudah menemukan tempat jualannya, dan usahanya semakin dikenal.

Proses penggorengan sempol
Proses penggorengan sempol

Perjalanan Ferdi tentu tidak selalu mulus. Cuaca sering menjadi kendala utama. Saat hujan, jumlah pembeli menurun drastis. Belum lagi harga bahan baku seperti tepung, ayam, dan minyak goreng yang kerap naik turun. “Paling kalau hujan, sepi pembeli. Kadang juga harga bahan baku naik, jadi untungnya berkurang. Tapi ya dijalani saja,” katanya pasrah namun tetap optimis.

Meski begitu, Ferdi tetap mampu bertahan. Sempol buatannya memiliki ciri khas yang membuat pelanggan setia terus berdatangan. Teksturnya lembut, bumbunya gurih dan agak pedas, sehingga banyak yang bilang sempol Ferdi berbeda dari yang lain. “Kalau di sini bumbunya khas, gurih dan agak pedas. Terus sempolnya juga nggak terlalu keras, jadi banyak yang bilang enak digigit,” jelasnya. Tidak heran jika pembelinya beragam, mulai dari anak sekolah, warga sekitar, hingga pekerja kantoran yang mencari camilan sore.

Waktu paling ramai adalah sore hingga malam, sekitar pukul 16.00 sampai 20.00. “Paling ramai sore sampai malam, soalnya anak sekolah udah pulang dan orang-orang lagi cari cemilan,” terang Ferdi. Dalam sehari, ia bisa meraup keuntungan bersih antara Rp100 ribu hingga Rp300 ribu, tergantung kondisi. Jumlah itu cukup untuk membiayai kebutuhan hidupnya sekaligus menjadi modal untuk mengembangkan usaha.

Penjual sempol dengan karyawan
Penjual sempol dengan karyawan

Seiring bertambahnya pelanggan, Ferdi kini tidak lagi melayani sendirian. Ia mempekerjakan seorang karyawan untuk membantu mengurus pembeli. Hal ini membuat pelayanan menjadi lebih cepat dan nyaman. Kehadiran gerobak tetap juga memudahkan orang-orang yang sudah hafal lokasi jualannya. “Biasanya di sini terus. Soalnya pelanggan udah banyak yang hafal kalau saya mangkal di sini,” tambahnya.

Tanggapan masyarakat sekitar juga positif. Sejak pindah dari motor keliling ke gerobak, pelanggan merasa lebih mudah mencari lokasi jualan Ferdi. “Alhamdulillah, tanggapannya bagus. Katanya lebih enak karena tempatnya jelas, jadi mereka gampang kalau mau beli,” ungkapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun