Selain itu, id cenderung menghindari ketidaknyamanan dan mencari kesenangan melalui refleks, respons otomatis (bersin, berkedip), dan proses utama: imajinasi terhadap makanan orang yang lapar.
 Berbeda dengan id, ego merupakan aspek psikologis kepribadian yang muncul dari kebutuhan organisme  untuk berhubungan dengan kenyataan.
 Ego mengikuti prinsip realitas dan merespons dengan proses sekunder, yaitu proses berpikir tentang realitas.
 Melalui proses ini, ego membuat rencana untuk memenuhi kebutuhannya dan memeriksa apakah rencana tersebut berhasil.
 Aspek sosiologis kepribadian mewakili nilai-nilai tradisional dan cita-cita sosial yang ditafsirkan orang tua kepada anaknya dalam bentuk perintah dan larangan, serta bagaimana anak  menyesuaikan perilakunya terhadap perintah dan larangan tersebut.
 Superego mencakup hati nurani dan ego ideal.
 "Conscientia" menghukum orang dengan perasaan bersalah, sedangkan "diri ideal" memberi penghargaan kepada orang dengan perasaan bangga pada diri sendiri.
 Fungsi superego adalah untuk mencegah berkembangnya pemikiran seksual dan agresif yang tidak sesuai  dengan masyarakat, dan untuk mendorong ego  mengejar hal-hal moral dan  mencapai kesempurnaan.
 Oleh karena itu, superego lebih mementingkan pencapaian kesempurnaan dibandingkan kesenangan.
 Menurut Freud, energi psikis dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain, namun tidak dapat  hilang.
 Energi psikologis dapat diubah menjadi energi fisiologis dan sebaliknya.