Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Nggak Gerah Bikin Orang Resah, Lebih Baik Damai Saja

26 Februari 2019   12:40 Diperbarui: 26 Februari 2019   13:08 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Kantor Berita Pemilu - Pepnews!

Lantas apa manfaatnya bagi kita, bila mengaku diri sebagai orang religius, beriman, berpengetahuan agama tinggi, ini berlaku umum ya -- entah apapun aliran dan keyakinannya, namun pada praktiknya, yang dilakukan dan dengan sepenuh kesadaran justru menebarkan elemen-elemen negatif dalam segala perwujudannya, kembali lagi pada contoh yang Penulis sebutkan di atas, menebar kebohongan, kecurigaan tanpa dasar, dan klaim-klaim yang kontras dengan fakta.

Sebagai warga negara yang baik, di mana bumi Indonesia adalah tempat kita berpijak, lahir, bekerja ataupun tidak, kita berhak menyuarakan protes dan ataupun aspirasi sepanjang semua itu demi kebaikan dan kemajuan bangsa. Namun bila sebaliknya? Melakukan klaim sebagai pahlawan walau faktanya pencuri, menuding pihak lain melakukan KKN sementara diri sendiri getol memaksimalkan kesempatan buat kemakmuran atau kekuasaan sebatas keluarga atau kroni sendiri, masihkan hal ini pantas dibiarkan?

Kedamaian tidak selalu berarti sikap diam. Menyuarakan ajakan agar orang punya kesadaran untuk mampu membedakan ambisi tanpa usaha positif, dengan aspirasi dalam niat siap menerima risiko kerja tulus dan sungguh-sungguh -- maka niscaya hal ini baru akan membuahkan hasil nyata, masyarakat damai sejahtera.

Dalam masa kampanye yang semakin mendekati hari-H Pilpres 2019 pada tanggal 17 April yang akan datang, wajar dan sah bila semua pihak beradu keunggulan di panggung, merebut simpati mereka yang masih belum punya keputusan politik, atau mereka yang memilih golput, pun mereka yang bahkan mencoba menghindari kegaduhan suasana politik dan kampanye para kontestan dan pendukung serta simpatisan. Seperti sudah Penulis ungkapkan dalam tulisan ini; "All is fair in love and war".

Silakan maksimalkan, dan dalam hal siapa pun yang turut meramaikan pesta demokrasi ini, akan bijaksana bila berpegang pada prinsip-prinsip menjaga adanya pemilu damai, dalam arti yang mendalam dan luas -- bukan dalam arti harafiah bahwa damai itu nir argumen atau pembiaran fitnah dan kampanye hitam tanpa melakukan usaha meluruskan apa yang tersesatkan, mengklarifikasi apa yang difitnahkan, dan semacamnya. Ini patut disayangkan, Semudah orang meludah, BPN mengakui kampanye Pepes bukan kampanye hitam

Mudah-mudahan, catatan Penulis ini menjadi amalan dari apa yang sudah dicanangkan dalam Deklarasi Penulis untuk Pemilu Damai, sebuah momentum yang Penulis hadiri pada tanggal 17 Februari yang lalu bersama tiga puluh penulis lain di Jakarta.

Sekadar kilas balik, acara Deklarasi Penulis itu dihelat dan digagas oleh Kang Pepih Nugraha, Pendiri dan CEO PepNews! Satu hal yang menurut Penulis lebih asik, bahwa menulis hal positif, berdasarkan fakta sahih, apalagi kalau ada data pendukung yang menambah wawasan dan sekaligus mencerahkan, rasanya lebih ringan dan memuaskan bagi batin dan pikiran siapa pun yang masih punya kesadaran berTuhan, dan berbuat kebajikan.

Salam Optimis, Ojo Grusa-grusu!

***

 Indria Salim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun