Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Gadget

SanDisk Dual Drive, Memberi Solusi Kebutuhan Penyimpanan Data Anda

6 Juni 2018   23:57 Diperbarui: 7 Juni 2018   01:15 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fotografer Kompas -- Arbain Rambey mengatakan bahwa gawai adalah segalanya bagi kita di era digital dan mobile ini. Suka duka menggunakan beragam kamera dalam menjalankan tugas sebagai fotografer Kompas sejak beberapa dekade yang lalu, membuatnya sangat paham perkembangan teknologi fotografi dan perlengkapannya. Dari kamera analog yang menyimpan hasil bidikan dalam bentuk film, juga kamera saku baik yang zaman dulu maupun kamera saku digital, serta kamera dari handphone (saya sebut saya HP untuk singkatnya), pengalaman itu dan seluk-beluk detilnya dibagikannya kepada Kompasianer pada acara Kompasiana Nangkring (30/V/2018), dengan topik "Easy On. Easy Off - Free Up Your Phone and Make Room for More Memories".

Fotografer Kompas Arbain Rambey Berbagi Pengalaman Fotografi dan Penyimpanan Data |Foto: Indria Salim
Fotografer Kompas Arbain Rambey Berbagi Pengalaman Fotografi dan Penyimpanan Data |Foto: Indria Salim
Kompasianer antusias menyimak pemaparan Sang Fotografer |Foto: Indria Salim
Kompasianer antusias menyimak pemaparan Sang Fotografer |Foto: Indria Salim
Mengikuti pengalaman sebagai fotografer profesional sebuah kantor media besar, seiring dengan perjalanan dan perkembangan dunia fotografi dan peralatannya, dalam hal ini khususnya kamera dan tempat penyimpanan hasil bidikan (baca: memori penyimpanan data), ditegaskannya bahwa manusia zaman sekarang ini banyak sekali dimudahkan oleh kemajuan teknologi digital dan perlengkapan fotografinya. Bahkan yang dulu kamera saku yang akhirnya diproduksi dalam format kamera saku digital pun, dalam perkembangannya sudah semakin ditinggalkan orang. Pasalnya, kamera HP semakin canggih, semakin praktis, dan menghasilkan kualitas foto atau video yang bahkan lebih bagus dibandingkan dengan kamera digital bila keduanya diproduksi pada tahun yang sama.

Kamera Digital Seharga Rp 125 juta di era awal kamera digital| Foto: Indria Salim
Kamera Digital Seharga Rp 125 juta di era awal kamera digital| Foto: Indria Salim
Saya sendiri sempat punya kamera saku, kamera mekanik yang agak berat dalam hal bobot kilonya, juga kamera saku yang digital. Pernah mengandalkan kamera dari Black Berry Seri Bold dengan resolusi 3 Mega Pixel (3MP), yang waktu itu cukup lumayan untuk memotret segala kejadian keseharian, dan merasa kesenangan dengan kamera HP Samsung S-2 (tahun 2011 sampai kini) yang hasil fotonya "lumayan".

Bang Arbain Rambey mengungkapkan keunggulan kamera HP dibandingkan dengan kamera digital maupun yang saku (digital), sambil menunjukkan contoh-contoh dan fakta unik memakai kamera HP. Kamera HP bisa menciptakan keajaiban, karena tidak memiliki rana. Maka saat menangkap obyek bidikan, kamera ini berbeda dengan kamera yang bukan digital. Itu sebabnya kadang terjadi hasil foto yang mencengangkan, misalnya -- memotret seorang anak di kaca. Anaknya melek, bayangannya menunjukkan sebaliknya. Seseorang sedang memegang benda, misalnya. Begitu dipotret dengan kamera digital, orangnya masih berpose memegang benda namun bendanya sudah "terlepas" dari tangan.

Namun demikian, seorang fotografer/videografer profesional manapun kini mengandalkan kamera HP sebagai perlengkapan utamanya. Kameranya semakin canggih, semakin memudahkan dengan banyak hal yang bisa dikerjakan dengan otomatis, pun kelengkapan HP-nya sendiri, misalnya charger batereinya, serta hal yang penting yaitu memori penyimpanan datanya.

Walau begitu, ada satu "ruang" penyimpanan data terbaik, teruji, dan tercanggih di antara lainnya -- dan itu adalah produk-produk Sandisk.

Country Manager SanDisk-Indonesia, Idris Effendi |Foto: Indria Salim
Country Manager SanDisk-Indonesia, Idris Effendi |Foto: Indria Salim
 Sejarah Inovasi Penting SanDisk

Sejarah SanDisk dimulai sejak 27 tahun lalu, ketika orang masih memakai kamera analog dan film. SanDisk merupakan pionir, menemukan SD Card yang merevolusi penyimpanan memori. Saat ini SanDisk memproduksi SD Card, Micro SD, Flash Disk, dan aplikasi (perangkat lunak) bernama SanDisk Memory Zone.

Produk SanDisk sendiri menjual flash disk mulai dengan 8GB, sampai produk yang berkaitan dengan kebutuhan perusahaan e-commerce dalam hal penyimpanan data ekstra besar (data center) dengan nilai satu kali transaksi saja sampai milyaran Rupiah. SanDisk merupakan brand inovatif. Di seluruh dunia, SanDisk yang menjadi bagian dari Western Digital (WD) menjadi perusahaan besar -- setelah Amazon, Google, dan Apple. Maka tidak mengherankan bila kapasitas micro SD terbesar di dunia, pertama kali diluncurkan oleh SanDisk. Micro SD berkecepatan tertinggi di dunia, itu juga diproduksi oleh SanDisk. USB pun begitu.

Satu hal yang membedakan SanDisk dengan kompetitor, yaitu terletak pada perkembangan kecanggihannya. SanDisk terinovasi secara vertikal. Dari hulu sampai hilir semua proses penciptaan produk diusahakan sendiri. Ini mulai dari pabrik wafer, yaitu bahan bakunya. Outputnya seperti wafer. Wafer dipotong-potong menjadi SD. Di dunia hanya ada 5 pabrik wafer atau chip (antara lain Samsung, Sandisk, Micron). Investasi pembuatan memori penyimpanan data itu sangat besar -- sekitar sepuluh milyar dolar Amerika yang kira-kira setara dengan Rp 140.000 Trilyun.

Akan halnya Sandisk, bahan baku produknya dibuat sendiri, packaging dikontrol oleh Sandisk meskipun lokasi pabriknya di Shanghai, SSD-nya dibikin di pabrik di Malaysia. Kontrol dari hulu ke hilir dilakukan sangat ketat langsung oleh SanDisk. Hal inilah yang menjamin risiko kerusakan chip sangat kecil. Ini penting!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun