Mohon tunggu...
Indri AmeliaNasution
Indri AmeliaNasution Mohon Tunggu... Pustakawan - UINSU

Library Science'17

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kebijakan Layanan Perpustakaan di Tengah Pandemi

13 Agustus 2020   10:13 Diperbarui: 13 Agustus 2020   10:11 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak diberlakukannya PSBB ditengah pandemi Covid-19 ternyata berimbas terhadap seluruh sektor, termasuk perpustakaan. Pandemi Covid-19 telah memberikan perubahan baru terhadap sistem layanan perpustakaan di Indonesia. Perpustakaan yang biasanya selalu ramai dan dikunjungi oleh masyarakat, kini telah sepi bahkan tidak boleh beroperasi. Banyak masyarakat yang merasakan dampak dari pemberlakuan PSBB ini, salah satunya perpustakaan yang tidak bisa dikunjungi dan kehilangan kesempatan untuk berkunjung.

Perpustakaan sebagai wadah atau lembaga, sumber informasi dan juga sebagai sarana dalam mencari ilmu, tentu harus tetap eksis walaupun ditengah pandemi seperti ini. Eksistensi perpustakaan ditengah pandemi ini tidak boleh hilang ataupun mengalami penurunan. Oleh karena itu, perpustakaan harus mencari solusi untuk tetap bisa memberikan layanan terbaik kepada masyarakat.

Media tekhnologi yang telah menjadi kebutuhan banyak orang, menjadi peluang besar untuk perpustakaan meningkatkan mutu/pelayanannya kepada masyarakat. Perpustakaan yang tidak bisa dikunjungi, mengharuskan perpustakaan memanfaatkan media yang ada, seperti internet, dan media-media tekhnologi lainnya. Informasi sekarang telah mudah didapatkan, oleh karena itu perpustakaan harus memberikan inovasi terbaru yang menarik. Hal ini bisa menjadi daya tarik kepada masyarakat untuk tetap terus menggunakan layanan perpustakaan walaupun hanya lewat media. Walaupun dirumah saja, tetapi masyarakat dapat membaca buku melalui aplikasi ePusda tanpa harus datang ke perpustakaan. Selain itu, perpustakaan dengan segala sistemnya harus memberikan informasi/berita yang akurat sehingga kepercayaan masyarakat tetap ada untuk mengakses layanan perpustakaan.

Layanan publik yang biasa digunakan oleh perpustakaan yang sudah familiar juga harus dimanfaatkan seperti SLIMS (Senayan Library Management System) dan INLISLite (Integrated Library System). Kedua layanan ini merupakan layanan publik yang berbasis web yang digunakan oleh perpustakaan Kemendikbud dan jejaring Perpustakaan Digital Indonesia.

Perpustakaan tidak boleh berhenti akibat pandemi ini, mengingat uji sampel 2019 kegemaran membaca masyarakat yang meningkat ditambah dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya membaca. Perpustakaan tetaplah perpustakaan yang menjadi wadah masyarakat menacari ilmu ataupun informasi. Ditengah pandemi seperti ini, harusnya perpustakaan dengan segala potensinya harus memanfaatkan media ataupu IT yang ada. Perpustakaan bukan hanya sekedar buku tetapi juga ruang publik untuk saling bertukar pikiran dan diskusi.

Kemudian, perpustakaan harus terus mengembangkan penelitian dan wawasannya dalam meningkatakan dan mengambil kebijakan yang tepat ditengah pandemi seperti ini. Agar eksistensi perpustakaan yang sebelumnya tidak hilang ditelan bersama mewabahnya covid-19. Untuk itu, jangan sampai masyarakat yang dulunya rajin membaca, rajin berkunjung kehilangan semangatnya untuk terus mencari ilmu dan menambah wawasan. Hal ini menjadi poin penting bagi perpustakaan untuk terus berinovasi dan berkreasi agar jasa dari perpustakaan tetap digunakan oleh masyarakat luas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun