Mohon tunggu...
Indra Purnomo
Indra Purnomo Mohon Tunggu... Freelancer - Menanam cinta di setiap langkah

Meninggalkan dan ditinggalkan adalah hal yang menyakitkan. Namun jangan khawatir akan hal tersebut, kita dapat bertemu tanpa meminta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Bergerak Menangkal Pandemi Korona Lewat Tes Massal

9 April 2020   20:32 Diperbarui: 9 April 2020   20:44 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Pada 19 Maret 2020 lalu Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Achmad Yurianto mengatakan akan melaksanakan pemeriksaan Covid-19 secara massal. Padahal pada saat itu jumlah pasien positif virus korona sudah mencapai 309 orang dengan total kematian 25 orang dan 15 pasien positif dinyatakan sembuh. 

Dari data Kementerian Kesehatan pada 25 Maret 2020 terdapat penambahan pasien positif Covid-19 sebanyak 105 kasus. Jumlah tersebut merupakan hasil dari pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR). Sehingga total keseluruhan pasien positif saat itu berjumlah 685 kasus. 

Angka pasien positif Covid-19 terus melonjak tiap harinya. Tercatat pada 4 April 2020 kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah mencapai angka 2.092 orang. Penemuan pasien positif tersebut dilakukan dengan pemeriksaan molekuler PCR pada 7.809 orang di 120 kabupaten atau kota.

Hingga Kamis, 9 April 2020 telah terjadi penambahan 337 kasus positif Covid-19 dari hari sebelumnya. Sehingga total yang terjangkit Covid-19 di Indonesia per 9 Maret 2020 mencapai 3.293 orang. 

Yuri menyebut jumlah orang yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 bertambah 30 kasus sehingga total menjadi 252 orang. "Sedangkan kasus kematian akibat Covid-19 terdapat penambahan sebanyak 40 orang sehingga menjadi 280 orang," kata Yuri saat jumpa pers di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Kamis (9/4/2020).

Terhitung hingga kemarin sudah dilakukan pemeriksaan sebanyak 15.000 lebih spesimen untuk PCR. Selain itu ketersediaan reagen sudah mencapai 200 ribu. 

Tes PCR dilakukan untuk menegakkan diagnosis dari mekanisme screening yang terarah. Oleh sebab itu pemerintah tidak akan melakukan screening menggunakan PCR melainkan dengan rapid test.

Pemerintah telah melakukan penelusuran kontak dari kasus positif yang dirawat atau skrining dengan menggunakan rapid test. Hingga saat ini lebih dari 450.000 kit rapid test sudah didistribusikan ke seluruh Indonesia.

Jika dihitung sejak kasus positif Covid-19 pertama kali diumumkan di Indonesia pada 2 Maret 2020 lalu hingga 9 April 2020, rata-rata spesimen yang diuji dengan alat PCR di laboratorium yang ditunjuk pemerintah hanya sebanyak 405 per harinya. 

Hingga kemarin terdapat 48 laboratorium yang terlibat dalam pengujian sampel. Tentu dengan populasi penduduk di Indonesia angka 405 tersebut masih sangat rendah jika ingin melakukan tes massal.

Sementara itu harapan untuk melakukan tes massal mulai muncul ketika Indonesia berhasil mendatangkan langsung alat PCR dari Swiss. Anggota Gugus Tugas yang juga Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan, ada sebanyak 11 unit alat PCR ditambah 18 unit light cicle detector yang didatangkan oleh pemerintah. 

"Dengan ini kita harapkan dengan setiap hari ada tes 5 ribu sampai 10 ribu sehari jadi dalam sebulan bisa 300 ribu orang yang dites. Jadi bisa mengejar orang yang bisa dites dengan PCR dan ada kepastian terkena Covid-19 atau tidak," kata Arya di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (8/4/2020).

Alat tersebut akan di instal di beberapa wilayah di Indonesia antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Beberapa provinsi lainnya adalah Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Papua. 

Arya mengatakan, untuk menginstal peralatan tersebut membutuhkan kondisi ruangan khusus yakni harus berada dalam kondisi negative pressure sesuai standar yang diterapkan oleh Kementerian Kesehatan. Sehingga dibutuhkan waktu pemasangan alat hingga bisa dioperasikan selama dua minggu. 

Dari warga oleh warga untuk warga

Saat ini sudah ada wadah bagi seluruh warga yang ingin memberikan informasi tentang situasi Covid-19 di sekitarnya. Lewat platform LaporCOVID-19 warga dapat berpartisipasi untuk melaporkan kondisi terkait Covid-19 melalui chatbot aplikasi WhatsApp atau Telegram.

Salah satu inisiator LaporCOVID-19 Irma Hidayana mengatakan, platform ini dibuat untuk memberi kesempatan kepada warga memberikan informasi tentang situasi Covid-19 di sekitarnya yang mungkin belum terdeteksi oleh pemerintah. 

"Misalnya memberi informasi tentang kondisi dirinya, keluarganya, atau tetangganya yang memiliki gejala serupa Covid-19, atau yang meninggal sebelum mendapat tes Covid-19," kata Irma, Minggu (5/4/2020).

Sekretaris Jenderal Transparency International Indonesia Danang Widoyoko yang juga salah satu inisiator LaporCOVID-19 menyebut, data dan informasi merupakan faktor terpenting dalam usaha menghentikan wabah yang telah membunuh ratusan warga negara Indonesia. 

"Dengan data yang disediakan sesama warga, diharapkan kecepatan, keterbukaan, dan akurasi data Covid-19 bisa lebih ditingkatkan daripada versi resmi," ujar Danang. 

Rajawali ahli teknologi informasi dan inisiator lainnya menyatakan bahwa kecepatan memprediksi klaster-klaster baru penyebaran Covid-19 sangat penting untuk menyelamatkan banyak nyawa manusia. "Kita berkejaran dengan virus," kata dia, "dan data menjadi hal yang sangat berguna."

LaporCOVID-19 akan mengolah dan menganalisis informasi dari warga. Hasilnya akan ditampilkan secara berkala berupa peta sebaran dan data-data lain yang relevan melalui situs www.laporcovid19.org. 

Para inisiator akan menjamin kerahasiaan pemberi informasi. Meski begitu, mekanisme cek-silang antar sesama warga dimungkinkan oleh sistem platform untuk meminimalisasi kekeliruan. 

Masyarakat cukup mengakses nomor WhatsApp dan Telegram yang disediakan. Selanjutnya masyarakat hanya diminta mengisi formulir pelaporan yang perlu dijawab menggunakan pilihan tersedia. Untuk menyelesaikan semua pertanyaan, pengguna hanya memerlukan waktu maksimal lima menit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun