Mohon tunggu...
Indra Purnomo
Indra Purnomo Mohon Tunggu... Freelancer - Menanam cinta di setiap langkah

Meninggalkan dan ditinggalkan adalah hal yang menyakitkan. Namun jangan khawatir akan hal tersebut, kita dapat bertemu tanpa meminta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Cinta & Dedikasi Ikhwan Arief

24 Juli 2019   18:31 Diperbarui: 24 Juli 2019   18:36 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Sebelum terbentuk kelompok nelayan, pak Ikhwan sempat akan dibunuh oleh warga sekitar perairan Bangsring. Karena disini identik dengan masyarakat pesisir dan kearifan lokalnya sangat tinggi, bukan lagi berbicara tentang hukum KUHP," ujar Hariyanto Sekertaris komunitas nelayan Samudra Bakti. Ikhwan Arief merupakan seorang guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) sekaligus nelayan ikan hias di perairan Bangsring di Selat Bali.

Bermula dari pengalaman Ikhwan dan keluarganya yang dahulu masih menangkap ikan menggunakan bahan peledak dan potas selama bertahun-tahun. Cara ini menyebabkan terumbu karang di sekitar perairan Bangsring rusak berat. Karena prihatin atas kejadian tersebut, Ikhwan yang baru saja menyelesaikan S1-nya mengajak para nelayan sekitar untuk tidak menangkap ikan menggunakan bahan peledak dan potas. Namun sebagian besar para nelayan menolak ajakan Ikhwan.

Mereka beranggapan jika tanpa menggunakan bahan peledak, penghasilan akan berkurang. Alasan ini membuat sebagian besar para nelayan tetap kuat pada pendiriannya. Tidak disangka, nelayan sekitar perairan Bangsring geram dengan kehadiran seorang Ikhwan. Sempat beberapa kali Ikhwan diancam akan dibunuh oleh warga Bangsring. Namun Ikhwan bersikap tenang dalam menghadapi permasalahan ini. Melalui pendekatan dengan cara bersosialisasi Ikhwan mampu mempercayai para nelayan.

Saat ini Ikhwan mengajar di MI Nurul Karim, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Bukan hanya sekadar menjadi guru, bapak tiga anak tersebut juga seseorang yang dihormati di lingkungan sekitarnya. Berkat jasa Ikhwan nelayan ikan hias yang ada di perairan Bangsring bertambah penghasilan terlebih ilmu yang didapat. Mempunyai latar belakang seorang anak nelayan, pria yang mempunyai lesung pipit ini sudah mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh para nelayan Bangsring.

Pria kelahiran 6 April 1984 tersebut menjelaskan bahwa tidak mudah untuk mengubah kebiasaan seseorang. "Sulit sekali jika kita tidak mulai dari awal dengan tujuan yang baik. Toh awal untuk memulai ini semua saya sempat tidak diterima oleh sebagian besar nelayan Bangsring," ujar pendiri komunitas nelayan Samudra Bakti, Ikhwan Arief.

Ikhwan kemudian membentuk komunitas nelayan Samudra Bakti dan melakukan penanaman terumbu karang secara swadaya. Komunitas ini perlahan memberikan edukasi tentang pentingnya terumbu karang sebagai tempat tinggal ikan. Mereka juga melakukan transpalansi terumbu karang dengan menggunakan pipa paralon dan senar. Dana yang didapat ialah melalui iuran para nelayan. 

Setelah hampir 9 tahun terumbu karang di perairan Bangsring bagus kembali, ikan pun bertambah. Bukan itu saja, perairan Bangsring ini menjadi tempat wisata yang sering dikunjungi oleh mereka pecinta snorkeling atau diving. Berkat kerja kerasnya Ikhwan mampu mempersatukan nelayan juga mengembangkan tempat wisata.

"Semua nelayan di perairan Bangsring saat ini berpenghasilan meningkat. Bukan itu saja, yang terpenting terumbu karang tidak rusak kembali dan ilmu para nelayan bertambah berkat pak Ikhwan," ucap Hariyanto. Ikhwan Arief juga membuat zona konservasi di wilayah perairan Bangsring dengan luas lima hektar. Tujuannya ialah agar ikan dapat berkembang biak dengan baik dijaring atau dipancing.

Zona konservasi inilah yang sekarang dikenal dengan tempat wisata Bangsring Underwater. Bukan saja hanya menjadi tempat wisata, saat ini Bangsring Underwater sudah menjadi tempat wisata edukasi tentang kelautan. Ikhwan dan rekan-rekan nelayan sering sekali mengunjungi sekolah yang berada di sekitar perairan Bangsring. Tujuannya ialah untuk menjelaskan pentingnya terumbu karang sebagai keberlangsungan ekosistem laut.

Saat ini Bangsring Underwater telah menyedot perhatian wisatawan. Terlihat dari volume pengunjung yang setiap minggu bertambah jumlahnya. "Bukan hanya wisatawan lokal saja yang sudah menikmati Bangsring Under Water ini. Wisatawan asing juga kerap datang kesini untuk menikmati indahnya bawah laut. Ini berkat pak Ikhwan," ujar bapak dua anak tersebut.

Kegigihan serta semangat membawa Ikhwan Arief menjadi sosok yang patut ditiru perjuanganya terlebih untuk para nelayan. Kecintaan terhadap ekosistem laut awal dari semua usaha yang dilakukan Ikhwan. Melalui edukasi keinginannya dapat terwujudkan. 

Dedikasi seorang lulusan Pasca Sarjana Institute Agama Islam Ibrahimy Situbondo tersebut merupakan salah satu upaya untuk membangun perekonomian khususnya dalam bidang kelautan. Meski latar belakang pendidikan Ikhwan bukan kelautan, kecintaan terhapat lingkungan dapat membuahkan hasil.

Ikhwan turut merasa lega melihat para nelayan hidup lebih baik dengan mendapatkan hasil tangkapan yang melimpah tanpa merusak ekosistem laut. Tidak ada timbal balik berupa materi yang Ikhwan dapatkan dari gerakannya tersebut. Ada satu impian Ikhwan yang belum terwujud, yakni memberikan beasiswa kepada anak-anak nelayan agar bisa melanjutkan pendidikan yang tinggi. 

Ia mempercayai bahwa dengan pendidikan merupakan salah satu upaya kita agar dapat memerangi kemiskinan juga ketidaktahuan. Pria kelahiran Banyuwangi ini membuktikan pada kita agar tetap semangat dalam bekerja. Mencintai lingkungan dan bersabar adalah salah satu kunci cara menuju keberhasilan.

Biografi Ikhwan Arief

Nama               : Ikhwan Arief

Lahir                : Banyuwangi, 6 April 1984

Istri                  : Ayu Kusuma Dewi

Anak                : 1. Alvin Nurhikam El Arief

                            2. Naufal Arief

                            3. Asya Azzahra

Pendidikan      : 1. S-1 Jurusan Hukum Islam Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang

                                2. S-2 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam Ibrahimy Sukerejo, Situbondo, Jawa Timur

Pekerjaan         : Pengajar Madrasah Ibtidaiyah Nurul Karim di Desa Bangsring, Kecamatan Wonsorejo, Banyuwangi.

Sebagian prestasi Ikhwan Arief :

  • Nelayan teladan tingkat nasional tahun 2010 dari Kementrian Kelautan dan Perikanan
  • Pemuda pelopor nasional tahun 2013 dari Kemenpora
  • Pengelola pesisir dan pulau kecil tahun 2013 dari Kementrian Kelautan dan Perikanan
  • Pengelola sarana air laut untuk minum tingkat nasional tahun 2015
  • Penyuluhan swadaya perikanan teladan tingkat nasional tahun 2015
  • Penyelamat lingkungan terbaik tingkat Provinsi Jatim tahun 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun