Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tren Gaya Postmodernisme dalam Keunikan di Ubud

1 April 2023   21:25 Diperbarui: 4 April 2023   00:07 1203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hamparan sawah di Ubud, Bali.| Dok. UNSPLASH/Matthew Waring via Kompas.com

Ada obrolan ringan dengan seorang teman tentang perkembangan wisata di Bali. Satu hal yang masih saya ingat, teman saya cerita bahwa Ubud menjadi surga bagi wisatawan yang menginginkan gaya hidup tenang, nyaman, dan mengarah pada postmodernisme. 

Wuah, saya tertarik mendengarkan pengalaman dirinya. Bercerita tentang beberapa temannya yang berasal dari Eropa dan Amerika ke Bali justru memilih untuk tidak mencari tempat-tempat keramaian. Ubud menjadi pilihan tepat saat datang ke Bali. 

Secara tidak langsung pandangan saya sedikit berubah yang semula menganggap wisatawan asing khususnya dari negara maju senang ke Bali karena banyak menghadirkan hiburan ataupun atraksi yang sejalan dengan gaya hidup barat seperti budaya minum alkohol ataupun musik. 

Bule Yang Menikmati Bersepeda Di Ubud | Sumber Situs UbudHood
Bule Yang Menikmati Bersepeda Di Ubud | Sumber Situs UbudHood

Saya sempat bertanya, kenapa Ubud jadi pilihan bagi wisatawan dengan karakter ini? 

Pertama, Ubud Menawarkan Keasrian Alam

Teman saya cerita bahwa banyak turis asing yang notabane-nya dari negara maju justru menyukai keasrian alam Ubud. Ini susah ditemukan di negara asalnya. 

Melihat sawah dengan sistem subak dan terasering, kesan asri dari suasana pepohonan yang rimbun ala hutan tropis, ada aliran sungai bahkan melihat petani yang tengah bercocok tanam pun menjadi hal spektakuler. 

Bila ada konsep back to nature yang kerap kita dengar namun masyarakat kita seakan memilih sesuatu yang terkesan modern. Mengunjungi mal mewah lebih menarik dibandingkan bersantai di pinggiran sawah, menonton bioskop lebih menghibur dibandingkan melihat bapak ibu petani membajak sawah dan sebagainya. 

Turis asing justru berada pada fase ingin kembali ke alam. Mereka sudah bosan dengan hal-hal modern dan rindu hidup berbaur dengan alam. Terkesan kontras dengan masyarakat kita namun kembali lagi setiap orang memiliki ketertarikan yang berbeda. 

Kedua, Banyaknya Fasilitas Pendukung

Jika di Kuta banyak dijumpai rental sepeda motor justru di Ubud banyak tersedia rental sepeda kayuh. Justru konsumen mereka adalah wisatawan yang suka mengeksplore ubud namun dengan aktivitas yang sehat. 

Mengayuh sepeda melintasi sawah, menyapa petani atau warga lokal di sekitar Ubud dan jika terasa lelah bisa beristirahat di warung lokal menjadi sesuatu yang menyenangkan. 

Turis merasa mobilitas dengan sepeda kayuh selain sehat juga ramah lingkungan. Tidak ada polusi yang dihasilkan dengan sepeda, berbeda dengan motor. Cukup berbeda dengan masyarakat lokal termasuk saya dimana untuk belanja di warung terdekat saja lebih suka pakai motor. Lebih praktis dan cepat meskipun tidak sehat dan berkontribusi menghasilkan polusi udara dari gas pembuangan. 

Ketiga, Ubud Memberikan Rasa Tenang

Awalnya saya sempat penasaran kenapa banyak tempat retreat di Ubud bahkan berada di daerah-daerah terpencil. Ternyata banyak wisatawan yang suka mencari ketenangan. 

Ubud jadi pilihan karena di sini nyaris tidak ada kegiatan yang membisikan telinga seperti acara musik di beach club atau Pub di Canggu atau Seminyak. Berada di Ubud, kita bisa mendengar suara jangkrik, tokek ataupun kodok di sawah saat malam hari. 

Di negara asal mereka tidak akan bisa mendengarkan hal ini karena mereka tinggal di apartemen atau perumahan yang modern. Suara hewan seperti jangkrik, tokek atau kodok sudah dipastikan susah untuk didapat. 

Melakukan Meditasi Sebagai Rutinitas Pilihan Wisatawan | Sumber Situs Medical Tourism
Melakukan Meditasi Sebagai Rutinitas Pilihan Wisatawan | Sumber Situs Medical Tourism

Wisata retret menawarkan sisi ketenangan spiritual dan psikis. Berlatih Yoga di pagi hari, meditasi, minum minuman herbal, makanan sehat menjadi rutinitas yang ditawarkan kepada pengunjung. 

Ini jadi pilihan karena turis asing sudah bosan dengan gaya hidup tidak sehat seperti makan junk food, alkohol atau beraktivitas tanpa mengenal waktu. Jika saya jadi mereka pun sepertinya perlu sesekali hidup dalam suasana tenang baik secara fisik dan bathin. 

Keempat, Ubud Kaya Akan Tradisi dan Budaya Lokal

Saya akui Ubud menjadi lokasi yang sangat kental terhadap budaya dan tradisi lokal. Ini karena ada pengaruh dari tokoh/sesepuh Ubud yang berusaha mempertahankan kearifan lokal meski berada dalam kawasan wisata. 

Kita akan mudah melihat warga lokal yang menghaturkan persembahan setiap pagi, siang atau sore hari. Ada banyak acara keagamaan yang menarik hingga tersedia berbagai pentas kesenian di Ubud mulai lukisan, pahatan hingga tari-tarian. 

Wisatawan pun bisa mengambil bagian dari kesenian ini karena ada yang menawarkan pelatihan kesenian bagi wisatawan, layanan tinggal di rumah penduduk hingga berbaur dengan warga lokal. 

Bahkan di Ubud banyak sekali ditemukan pernikahan lintas budaya dan negara. Sehingga jangan kaget jika ada peranakan lokal dan bule di kawasan ini. Ini karena wisatawan asing merasa nyaman dan jatuh cinta dengan tradisi lokal termasuk dengan warga lokalnya. 

***

Ketertarikan orang datang ke Bali ternyata tidak serta merta mencari hiburan atau melakukan aktivitas yang menawarkan sisi modern. Ternyata banyak wisatawan asing justru mencari ketenangan dan gaya hidup postmodernisme di Bali. 

Mereka lebih tertarik dengan sesuatu yang memberikan kesan lokal, menyatu dengan alam, mempertunjukan kearifan lokal dan memberikan kesan tenang. Ubud menjadi lokasi pas dan banyak dipilih oleh wisatawan ini. 

Ada berbagai hal yang mendukung hal ini seperti yang saya infokan di atas. Apakah sobat Kompasiana tertarik ke Bali dan mengunjungi Ubud? Yuk, saya tunggu. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun