Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

5 Alasan WFH Jadi Idaman Versi Karyawan

17 Januari 2023   09:43 Diperbarui: 17 Januari 2023   18:02 2381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi work from home| Dok Shutterstock via Kompas.com

Work From Home (WFH) sangat populer ketika Indonesia mulai dicemaskan dengan penyebaran virus Covid-19 di mana salah satu cara pencegahan penularan lebih luas dengan membatasi aktivitas masyarakat khususnya dalam pekerjaan. Bekerja dari rumah jadi pilihan yang disarankan oleh pemerintah. 

Seorang teman saya nyaris merasakan 1,5 tahun WFH. Dirinya hanya menerima tugas kantor dari email, berkoordinasi melalui WAG dan mengerjakan di rumah. Jam kerja bisa lebih fleksibel karena tugas tidak terbatas pada jam operasional. Bisa saja tugas baru selesai malam hari atau lebih cepat dibandingkan jam kerja normal. 

Junior saya saat di kampus bahkan sampai saat ini masih menerapkan sistem WFH. Dirinya memang bekerja di perusahaan asing yang tidak mewajibkan karyawan bekerja secara WFO. Saya kerap kali melihat junior membagikan postingan tengah berwisata ke berbagai daerah namun tidak menggangu aktivitas kerjanya. 

Karyawan Muda Yang Suka Dengan Sistem WFH | Sumber CNN Indonesia
Karyawan Muda Yang Suka Dengan Sistem WFH | Sumber CNN Indonesia

Kini muncul fenomena anak muda lebih suka WFH dibandingkan WFO. Secara personal saya tidak kaget karena sejatinya hal di dunia ini dinamis. Sesuatu bisa berubah dengan pelan dan pasti. 

Sempat mengobrol dengan beberapa teman yang menerapkan WFH atau enggan balik ke sistem WFO. Ternyata ada 5 alasan WFH masih diminati hingga sekarang. 

#1. WFH Lebih Menjamin Kesehatan Mental

I hate Monday

Ungkapan ini kerap menyelimuti para pekerja sistem WFO. Bagi karyawan, senin bukanlah hari menyenangkan. Perlu kesiapan mental ketika memulai aktivitas di hari Senin. 

Bekerja di Rumah Dengan Pikiran Senang | Sumber Situs Bintaro Jaya
Bekerja di Rumah Dengan Pikiran Senang | Sumber Situs Bintaro Jaya

Stres harus ada agenda meeting mingguan, ketemu bos galak, tugas yang seakan tidak ada habisnya, teman toxic, kemacetan atau rutinitas lain yang membosankan. 

Perlahan kondisi ini bisa membuat orang stres, depresi yang menunjukan kesehatan mental di tempat kerja terganggu. Siapa yang tidak akan stres baru sampai kantor tiba-tiba sudah mendengar teriakan atau marahan atasan karena masalah sepele. 

Berbanding terbalik jika kita WFH dengan mengandalkan virtual meeting. Seandainya sedang badmood atau marah-marah, kita seakan lebih tenang dan emosi bisa terkontrol. Bahkan tidak sedikit yang menganggap omelan secara virtual ibarat masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. 

Bagi karyawan introvert, sistem WFH akan terasa menyenangkan. Ini karena mereka tidak perlu bertemu dengan teman kerja yang dianggap toxic atau super menyebalkan. Apalagi jika dirinya sering jadi bahan bully atau gosip di kantor. 

#2. Momen Kebersamaan Terasa Berharga

Jika dulu banyak anak menganggap orangtua terlalu sibuk bekerja sehingga tidak ada waktu kebersamaan dengan dirinya. Kini sejak ada sistem WFH, anggapan ini perlahan menghilang. 

Bekerja Sekaligus Tetap Bersama Keluarga | Sumber Gaya Tempo.co
Bekerja Sekaligus Tetap Bersama Keluarga | Sumber Gaya Tempo.co

Teman saya yang bekerja di Jakarta harus tinggal jauh dengan anaknya yang tinggal dengan orangtua di Malang. Dirinya sempat curhat karena sedih dan kangen karena tinggal berpisah dengan anak dan tidak bisa melihat tumbuh kembang si anak. 

Ketika ada WFH, dirinya merasa bahagia. Ia bahkan mengerjakan tugas kerjaan di kampung halaman dan bisa berkumpul bersama keluarga. Ini menunjukan WFH mampu membangun momen kebersamaan dengan orang terkasih meski sedang berada di waktu sibuk. 

Selama WFH, anak bisa berkumpul dengan orangtua. Orangtua bisa melihat perkembangan anak, membantu mengajari anak belajar atau tidak ada lagi pulang malam karena sibuk bekerja. 

# 3. WFH Menghemat Pengeluaran

Manfaat lain dari WFH, kita justru bisa berhemat. Bekerja secara WFO ternyata membutuhkan banyak biaya seperti transportasi, makan, cemilan, kopi ataupun kebutuhan lainnya. 

Contoh sederhana untuk berangkat ke kantor pulang pergi (PP) bisa menghabiskan 1 liter BBM atau jika menggunakan transportasi online bisa habis 20rb untuk PP. 

Selain itu ada pengeluaran untuk beli sarapan dan makan siang. Jika siang kadang ingin beli kopi. Apalagi jika bekerja di kantor kawasan elit, harga makanan dan minuman pastilah mahal. 

Adanya WFH maka karyawan bisa menekan pengeluaran. Ini seperti yang dialami teman saya. Dirinya tidak perlu lagi bayar kos bulanan karena ia mengerjakan tugas kantor di kampung halaman. Tidak perlu mengeluarkan uang untuk transportasi, makanan pun dimasak sendiri di rumah serta jika ingin ngopi maka dirinya bisa menyeduh langsung tanpa harus beli. 

Sejak WFH, ia bisa menabung lebih banyak dibandingkan dulu saat WFO. Ini membuat pengeluaran bisa ditekan dan karyawan bisa mengalihkan sisa dana untuk ditabung atau menambah aset. 

#4. Keseimbangan Hidup Terjaga

Saya ingat atasan pernah memberikan nasihat, kerja itu tidak akan ada habisnya. Jangan lupa kita perlu seimbangan antara urusan kerja dengan kesenangan hidup karena hidup cuma sekali. 

Jika direnungkan maka nasihat ini ada benarnya. Kita kerja dari pagi hingga malam bahkan menggunakan segala tenaga dan pikiran hanya untuk perusahaan. Ketika kita sakit, perusahaan mungkin hanya prihatin atau jika amit-amit kita sakit dan tidak dapat melanjutkan pekerjaan justru perusahaan hanya perlu mencari karyawan pengganti. 

Masih ada perusahaan yang belum menempatkan karyawan sebagai aset berharga. Oleh karena itu kita lah yang harus pintar mengatur diri. 

Junior saya bahkan memanfaatkan sistem WFH dengan bekerja sambil liburan. Dirinya kerap membagikan momen tengah di Bali, Singapura atau Thailand untuk berwisata sekaligus WFH. 

Baginya jika hidup dengan seimbang maka pekerjaan terselesaikan dengan maksimal dan otak pun bekerja tanpa tekanan berarti. Ketenangan jiwa dan pikiran menjadi terjaga dan justru menjauhkan kita dari depresi atau penyakit. 

#5. Perusahaan dan Karyawan Saling Jaga Kepercayaan

Perusahaan menerapkan sistem WFH maka ia berusaha percaya bahwa tugas dapat selesai meskipun dikerjakan di luar kantor. Disisi lain karyawan pun akan berusaha kerja dengan baik untuk menjaga kepercayaan tersebut. 

Perusahaan mulai berfokus pada luaran atau hasil dari kerjaan. Perusahaan tidak lagi kaku bahwa karyawan harus ikuti prosedur A, B, C dan sebagainya. Selagi pekerjaan selesai sesuai jadwal dan hasil maka karyawan diberi kebebasan untuk berinovasi dan menggunakan waktu pengerjaan kapan dan dimanapun. 

Adik saya mendapatkan tugas dari kantor justru ia kerjakan sambil nongkrong di cafe bersama teman-temannya. Ia menyadari tanggung jawab sehingga saat batas deadline pengumpulan tugas, ia tetap bisa menyelesaikan dengan baik. 

***

WFH menjadi sistem kerja yang banyak diterapkan oleh perusahaan selama pandemi. Perlahan sistem kerja ini membuat pekerja muda merasa lebih nyaman. 

Bukan tanpa alasan mengapa karyawan muda ingin tetap WFH dikarenakan ada beberapa pertimbangan yang saya paparkan di atas.

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun