Belakangan ini pemberitaan media massa cetak maupun online tengah di fokuskan dengan kasus kematian Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau lebih gencar disebut Brigadir J. Kasus kematian Brigadir J begitu menyita perhatian publik karena dianggap unik, penuh intrik dan teka-teki.
Pemberitaan awal diinformasikan bahwa Brigadir J tewas karena terjadi baku tembak dengan Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu atau yang kerap disebut Bharada E, adaya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J terhadap isteri Irjen Ferdy Sambo, rusaknya CCTV yang berada di sekitar lokasi, hilangnya ponsel milik Brigadir J, kasus yang lambat diungkap ke publik dan kejanggalan kondisi jenazah yang membuat pihak keluarga curiga.
Seiring waktu, satu per satu informasi seputar kematian Brigadir J mulai menemukan babak baru dan kian terang. Ini tidak terlepas dari atensi besar masyarakat yang berusaha mengawal kejadian ini.Â
Tentu tidak menampik, terjadinya kasus ini seakan mencoreng citra lembaga Polri mengingat antara korban dan pelaku penembakan masih berada di bawah lembaga ini.
Bapak Jokowi selaku Presiden RI bahkan memberikan perhatian lebih terhadap pengusutan kasus ini. Dalam akun youtube Sekretariat Presiden, Bapak Jokowi memberikan pernyataan tegasnya,
"Saya kan sudah sampaikan. Usut tuntas, buka apa adanya. Jangan ada yang ditutup-tutupi. Transparan. Sudah" sebuah pernyataan yang menyiratkan bahwa kasus ini perlu ditindaklanjuti dengan serius karena mempertaruhkan citra lembaga Polri di mata masyarakat.
Entah kenapa kasus ini justru membuat masyarakat kian kritis apalagi ketika ada banyak kejanggalan yang publik tangkap. Terlihat banyak asumsi dan pandangan yang muncul di sekitar kita terkait kasus Brigadir J.
Saya justru merasa seiring waktu kekritisan dan analisa masyarakat kian menunjukan kebenarannya dan seakan kemampuan analisa mereka setajam Badan Intelijen Negara. Untuk itulah saya merasa sepertinya masyarakat secara tidak formal seakan layak disebut Badan Intelijen Netizen.Â
Apa saja analisa yang selama ini beredar dan memperkuat posisi masyarakat sebagai Badan Intelijen Netizen?
1. Keraguan Kasus Pelecehan Seksual Pada Istri Ferdy Sambo Sebagai Motif Penembakan