Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Sinetron sebagai National Branding Indonesia, Mungkinkah?

17 Maret 2022   12:26 Diperbarui: 18 Maret 2022   22:03 1347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menonton.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Sempat saya berfantasi, mungkinkah sinetron Indonesia mampu setenar K-Drama (Korea Drama), J-Drama (Japan Drama) ataupun serial Drama India yang mampu populer di negara lain bahkan bisa menciptakan fanbase tersendiri. 

Walaupun sinetron juga dipasarkan ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura maupun Brunei Darussalam namun saya merasa belum mampu menjadi media branding Indonesia secara internasional.

Korea Selatan menjadi contoh negara di mana mampu menciptakan National Branding melalui budaya K-Pop maupun K-Drama. Saya sempat membaca skripsi dari James Keiyo yang menuliskan bahwa pendapatan Korea Selatan dalam eksport program televisi serta K-Pop mencapai US$ 2 miliar di tahun 2004 (Sumber klik disini). 

Hal luar biasa lainnya, pemerintah memberikan perhatian besar menjadikan K-Pop dan K-Drama sebagai national branding dan memperluas pasar hingga di kawasan Asia, Eropa hingga Amerika. 

Beberapa K-Drama yang cukup populer di tanah air seperti Squid Game, Crash Landing On You, Descendants of The Sun, My Love from Another Star, Jewel in the Palace, dan masih banyak lainnya.


Perkembangan sinetron Indonesia seakan ada di dua posisi. Satu sisi menjadi kebanggaan mengingat kita memiliki sinema tersendiri yang sempat booming di tahun 2000-an. 

Menonton Sinetron Indonesia | Sumber Liputan6.com
Menonton Sinetron Indonesia | Sumber Liputan6.com

Disisi lain, ada masyarakat kita yang mencemooh terhadap kualitas sinetron tanah air. Inilah yang membuat kini banyak orang enggan menonton sinetron tanah air.

Sebenarnya sempat saya memikirkan hal-hal apa saja yang bisa ditingkatkan dan diperbaiki jika berharap sinetron menjadi national branding Indonesia kedepannya. Apa saja itu?

# Perlunya Pengembangan Jalan Cerita yang Berbeda

Coba kita lakukan survei sederhana tentang bagaimana jalan cerita sinetron Indonesia? Mungkin jawaban akan nyaris sama yaitu sinetron Indonesia akan miskin ide cerita.

Cerita lebih banyak mengisahkan si miskin yang berjodoh dengan si kaya, derita seorang istri, si jahat yang menindas kaum lemah, azab orang jahat hingga kehidupan anak remaja.

Sejujurnya saya mulai bosan dengan tema cerita seperti di atas. Seakan ketika muncul jalan cerita tersebut, saya sudah bisa menebak alur kisah dan akhir (ending) cerita. Keterbatasan ide cerita inilah yang membuat sinetron menjadi stagnan.

Sempat muncul sinetron Buku Harian Nayla yang dibintangi oleh Chelsea Olivia dan Glenn Alienskie, di mana jalan cerita menurut saya lain daripada lain. Kisah tentang perjuangan hidup seorang gadis cantik dan berprestasi bernama Nayla dalam menghadapi penyakit langka. 

Menurut saya saat itu, ini adalah sinetron yang berkualitas dan memiliki jalan cerita yang berbeda. Meskipun kemudian saya tahu bahwa sinetron ini adalah adaptasi dari drama Jepang yang berjudul "One Litre of Tears” atau “Ichi Rittoru no Namida” yang tayang beberapa tahun lebih awal.

Jika kita bandingkan dengan drama produksi Jepang ataupun Korea Selatan. Rumah produksi berhasil membuat jalan cerita yang berbeda dan diluar konsep pasaran. 

Contoh serial Jepang berjudul Seigi No Mikata yang bercerita tentang hubungan adik-kakak yang unik. Tidak hanya itu ada juga kisah drama My Girlfriend is Gumiho dari Korea Selatan yang memiliki kisah unik tentang kisah cinta manusia dengan makhluk mitologi Serigala Berekor Sembilan.

Pada J-Drama atau K-Drama akan jarang menggunakan jalan cerita pemeran utama ketabrak atau kecelakaan hingga mengalami amnesia, atau karakter mati namun di episode lain waktu ternyata hidup kembali dan sebagainya.

# Perlunya Penguatan Nilai Unik Budaya Lokal

Ketika muncul drama India, ada rasa kagum yang saya rasakan. Kagum melihat budaya menggunakan kain sari dan ada tanda bindi serta sindoor bagi para perempuan India, lagu india yang enak didengar serta ada tarian khas dalam lagu yang dinyanyikan. 

Drama India Yang Sarat Memperkenalkan Budaya Lokal | Sumber Tabloidbintang.com
Drama India Yang Sarat Memperkenalkan Budaya Lokal | Sumber Tabloidbintang.com

Ada teman saya bahkan suka terhadap budaya India hanya karena sering menonton serial India. Teman saya ini sampai berwisata langsung ke India untuk mengenal dan melihat langsung tradisi masyarakat India. 

Artinya hanya dari serial atau film, ada pengenalan tradisi dan budaya kepada masyarakat global. Ini yang masih lemah dalam industri sinetron tanah air. 

Ada rasa prihatin ketika saat ini sinetron banyak mengangkat kisah pergaulan anak remaja. Banyak adegan remaja yang susah diatur, berpakaian seenaknya saja, remaja yang sudah terlibat percintaan hingga scene bolos dari sekolah dan suka balapan di jalan. 

Ini bukan sesuatu yang bisa dibanggakan fan diperkenalkan pada masyarakat dunia. Justru ini akan bahan tertawaan atau bahan gunjingan di mana masyarakat internasional menilai hal negatif adalah lumrah terjadi di masyarakat kita. 

# Konsistensi Cerita Harus Dijaga

Pernahkah menemukan judul sinetron yang berbeda sekali dengan jalan cerita. Contoh sederhana sinetron Tukang Bubur Naik Haji

Awal cerita kita masih menikmati alur yang sejalan dengan judul. Namun seiring waktu kita menyadari ada penyimpangan cerita. Alur cerita melebar ke mana-mana bahkan ketika tokoh utama Haji Sulam sudah tidak ada dalam scene sinetron. Masyarakat menjadi bingung mau dibawa ke mana sinetron ini. 

Sinetron lainnya Ganteng-Ganteng Serigala (GGS) yang ditayangkan oleh stasiun nasional di tanah air. Sinetron sempat populer dan melambungkan nama Aliando Syarif sebagai salah satu pemain. 

Poster Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala | Sumber Merdeka.com
Poster Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala | Sumber Merdeka.com

Jika membaca judul, saya membayangkan sinetron ini berkisah tentang makhluk serigala yang berubah ke wujud manusia. Sebenarnya logika saya ini benar diwujudkan dalam awalan cerita. 

Namun seiring waktu arah cerita lebih ke percintaan anak remaja di sekolah. Bahkan mulai muncul makhluk-makhluk aneh lain yang ikut menghiasi sinetron. Ketidakkonsistenan jalan cerita seakan menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi industri sinetron tanah air. 

Bandingkan dengan serial Kera Sakti yang dulu menghiasi masa kecil kita. Meskipun serial ini panjang namun kita yang menonton memahami alur cerita dari awal hingga akhir. Ada garis benang merah yang kita rasakan. 

Mulai dari Sun Go Kong yang dihukum karena kelakuannya, bertemu sosok biksu yang menyelamatkan dan kemudian menjadi gurunya. Selain itu ada pertemuan dengan Cu Pat Kai dan Sha Wujing yang menjadi adik-adiknya selama mengembara. 

Penulis cerita konsisten menceritakan perjuangan mereka menumpas para siluman dan akhirnya bertemu Buddha di akhir cerita. Meski ada cerita tentang percintaan, ini hanyalah kisah tambahan yang tetap berkaitan dengan cerita utama. 

Kelemahan sinetron Indonesia demi mengejar rating akan membuat cerita berbelit-belit hingga akhirnya penonton bingung dengan jalan cerita utama sinetron ini. 

# Lebih Prioritaskan Mutu Daripada Jumlah Episode

Jika pembaca adalah penggemar drama Jepang dan Korea. Pasti paham bahwa drama ini umumnya tidak terlalu banyak episode. Umumnya dibawah 25 episode. 

Ini juga diterapkan oleh serial drama dari barat seperti How I Met Your Mother atau Friends. Tiap musim selalu tidak terlalu banyak episode. Tujuannya agar penonton memahami alur cerita secara maksimal dan naskah cerita dibuat secara matang. 

Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Yang Memiliki Episode Panjang | Situs Wow Keren
Sinetron Tukang Bubur Naik Haji Yang Memiliki Episode Panjang | Situs Wow Keren

Bandingkan sinetron lawas Indonesia. Ada banyak sinetron yang jumlah episodenya melebihi hari dalam 1 tahun. Contoh Cinta Fitri hingga 1.002 episode yang ditayangkan dalam 7 musim, Bajaj Bajuri sebanyak 1.291 episode, hingga Tersanjung yang tayang selama 7 tahun (Sumber klik di sini). 

Jika saya diminta menonton ulang lagi dari episode 1 hingga akhir sinetron Indonesia ini. Saya lebih memilih mundur karena akan lelah dan otak saya tidak kuat menangkap jalan cerita yang sering berubah. 

Tentu berbeda jika saya menonton drama dari Jepang, Korea atau Barat. Meski ditonton berulang kali. Saya masih sanggup karena tiap musim tidak banyak episode dan selalu menampilkan keseruan berbeda di tiap musim. 

***

Hadirnya sinetron Indonesia adalah kebanggaan bagi masyarakat kita. Setidaknya ada tontonan karya anak bangsa yang ikut menemani masa hidup kita. 

Namun adanya beberapa kelemahan yang saya paparkan di atas sepertinya harus mulai dibenahi jika ingin menjadikan sinetron sebagai national branding pemerintah ke masyarakat dunia. 

Saya masih bermimpi kelak masyarakat internasional tahu budaya dan tradisi kita dari sinetron yang mereka tonton bahkan sinetron Indonesia bisa sepopuler K-Drama. 

Semoga Bermanfaat

--HIM--

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun