Kupu-kupu merah tengah sekarat di atas batu. Mencoba bergerak menggeliat namun tubuhnya lemah tak berdaya.Â
Ia hanyalah kupu-kupu kecil rapuh, berjuang hidup diantara malaikat maut yang berdiri di samping tubuhnya.Â
Untuk apa berjuang, sebentar lagi engkau mati? Malaikat itu mencoba menasihati
Sang kupu-kupu menutup telinganya. Ia berjuang meski sayap kebanggaan putus semalam tadi.Â
Kembang kertas meratapi, tentu ia akan rindu dengan sang kupu-kupu. Rindu disapa di pagi hari dan mendengar kabar tentang indahnya pertiwi diluar sana.Â
Kupu-kupu ingin bangkit sekali lagi walau tanpa sayap yang utuh. Setidaknya kupu-kupu berjuang untuk dirinya sendiri meski hanya tinggal hitungan menit.Â
--SEKSI [SElasa Kita berpuiSI]
#SEKSI_03
#HIM di Gubug Pena