Seorang manager di kantor tiba-tiba curhat pada saya. Ia memberitahukan dalam jangka 2 minggu ini dirinya sudah 3 kali dugem di salah satu pub di Bogor.Â
"Tahu gak saya habis berapa 3 kali dugem?" katanya pada saya.
"5 juta?" terka saya.
"20 juta," katanya tegas pada saya.
Wowww, bagi saya jumlah itu tergolong besar bahkan sudah bisa digunakan 1 motor bebek 125 CC cash keras atau membeli emas batangan 20 gram. Bahkan masih ada sisa uang kembalian.Â
Diluar pengeluaran uang tersebut untuk kesenangan personal namun bagi saya sangat mubazir habis seketika.Â
Istrinya yang juga kerja di perusahaan sama sudah menyadari jika si suami terlalu boros. Bahkan si suami lebih merahasiakan jika secara tidak sadar mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Jika istri tahu, masalah bisa jadi runyam.Â
Kisah mirip juga pernah dikeluhkan staff saya. Ia menganggap sang istri terlalu boros dan suka berbelanja hal-hal yang tidak terlalu dibutuhkan. Bahkan jika ada promo di salah e-commerce, si istri pasti langsung memesan barang yang belum tentu digunakan.Â
Saya sadar ternyata kasus seperti ini banyak terjadi di sekitar saya apalagi dalam konteks sudah berumah tangga. Tidak jarang seorang suami/istri berusaha untuk mengirit namun ternyata pasangan bersikap sebaliknya.Â