Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pentingnya Manajemen Ciptakan Suasana Kerja Ramah Ibu Hamil

27 Juli 2021   15:42 Diperbarui: 28 Juli 2021   13:33 591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Hamil Yang Tetap Bekerja. Sumber Situs Enduro

Contoh sederhana ketika ada staff kasir di kantor tengah hamil. Rekan kerja pria ataupun wanita yang lain berinisiatif membantu. Saat itu rekan kerja pria membantu memberikan berkas atau dokumen yang perlu diantar ke divisi lain yang beda lantai. Rekan kerja wanita ada yang membantu menyetorkan uang perusahaan ke bank karena seringkali di bank harus berdiri mengantri cukup panjang. 

Tindakan sederhana ini menunjukkan bahwa sesama rekan tim siap membantu mereka yang tengah kesusahan atau mengalami suatu kendala. Atasan dapat menjadi pendelegasi wewenang untuk meminta staff lain membantu tugas karyawan yang tengah hamil. 

Bisa jadi ini akan menjadi budaya positif dalam dunia kerja. Suatu saat bisa jadi sebagai ucapan terima kasih, karyawan hamil yang sempat dibantu akan juga berinisiatif membantu rekan lainnya yang juga mengalami kesusahaan dikemudian hari sebagai balas budi. 

3. Jangan Perhambat Cuti Karyawan

Tidak jarang top manajemen atau atasan adalah seorang pria yang tidak merasakan situasi hamil. Ironisnya mereka seakan menghambat atau menghalangi cuti melahirkan atau cuti karena situasi khusus misalkan check up kandungan.

"Kalau bisa kamu ambil cuti melahirkan saat memasuki bulan ke-9 aja ya."

"Cuti jangan lama-lama ya. Kerjaan bakal numpuk jika kamu cuti terlalu lama."

Patut disadari bahwa tidak semua tempat bekerja menghargai hak cuti karyawannya. Masih ada tempat kerja yang seakan mengabaikan hal tersebut misalkan di sektor retail, pelayanan, jasa, dan beberapa sektor lainnya.

Meskipun atasan adalah seorang pria atau wanita muda yang belum merasakan situasi hamil. Kita bisa menempatkan diri seandainya karyawan tersebut adalah ibu kita saat masih muda atau istri ketika tengah bekerja. Apakah kita masih tega mengabaikan hak cutinya? Empati dan kesadaran diri tetap perlu diutamakan dalam kondisi ini.

4. Support Karyawan Hamil

Pernah ada teman bercerita bahagia memiliki lingkungan kerja yang memberikan support saat dirinya hamil. Bahkan support tidak hanya diberikan oleh sesama rekan kerja namun juga dari atasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun