Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

Pahami Gejala Duck Syndrome dan Lakukan Tips Ini untuk Terhindar

27 Juni 2021   19:58 Diperbarui: 2 Juli 2021   17:44 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Anak Yang Mengalami Putus Asa. Sumber Situs Hello Sehat

Kita mungkin kagum dengan kepintaran para siswa dari negara tersebut. Tapi saya pernah menonton vlog yang mewawancarai warga Korea Selatan. Mereka justru iri mengetahui bahwa siswa di Indonesia memiliki waktu untuk bermain, kumpul dengan teman di mall atau cafe selepas pulang sekolah bahkan bisa saling dekat dengan teman tanpa ada persaingan. 

Bagi negara lain mungkin siswa di Jepang dan Korea Selatan tampak begitu bersinar namun jika kita menelisik lebih dalam. Banyak artikel memberitakan kasus bunuh diri yang dilakukan oleh anak usia sekolah di kedua negara karena stress terhadap tuntutan orang tua atau malu gagal seleksi penerimaan sekolah/kampus favourite. 

Mengacu pada faktor penyebab duck syndrome, saya merasa perlu ada beberapa hal antisipasi yang bisa dilakukan oleh generasi muda. Apa saja itu?

1. Bentuk Mindset Hidup Itu Harus Dinikmati

Saya merasa orang yang terlalu berambisi dan mati-matian membentuk citra yang diinginkan justru kurang mampu menikmati hidup. Ingat selalu nasehat orang tua dulu, "Hidup cuma sekali. Nikmatilah masa mudamu"

Saya pun saat masih kuliah memiliki ambisi untuk bisa kerja di perusahaan prestis dan sebelum usia 30 tahun harus sudah di level manager. Saya memang berusaha bekerja sebaik mungkin ketika diterima kerja agar ambisi saya terwujud. 

Namun saya tidak mau menghabikan tenaga, waktu dan pikiran untuk mengejar ambisi saya. Saya tetap memikirkan diri saya dengan menyeimbangkan segala hal yang saya sukai seperti traveling, kumpul dengan teman, kulineran saat keluar kota dan menjalankan hobi. 

Saya bersyukur ambisi saya bisa terwujud dan jiwa di level yang tenang dan bahagia. Tidak ada tekanan atau depresi yang berarti karena saya mampu menyeimbangkan antara ambisi dan hobi. 

Hal seperti itukah yang seharusnya juga dimiliki oleh anak muda. Jangan menggunakan 24/7 (24 jam dalam 7 hari) dengan berkutat dalam ambisi dan menciptakan citra khusus pada dirinya.

2. It's Okay to Not be Okay

Mirip judul serial drama Korea namun sejatinya memang tidak masalah jika kita tidak dalam kondisi baik-baik saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun