Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengintip Nasib Tukang Pos, Apakah Masih Dibutuhkan?

25 April 2021   08:09 Diperbarui: 25 April 2021   18:15 4091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi PT Pos Indonesia (Tribunnews.com/Herudin)

Entah kapan terakhir kali aku melihat tukang pos di sekitarku. Mencoba keras mem-flashback kenangan beberapa tahun ini namun rasanya aku hampir tidak pernah melihat tukang pos di jalanan atau mengantar surat atau paket ke rumah atau tempat kerjaku. 

Kenangan yang ku ingat hanyalah saat aku masih kecil usia SD. Melihat seorang bapak mengendarai motor dan atribut berwarna orange berhenti depan rumah, mengeluarkan sepucuk surat dari kantong yang digantung atas motor dan menanyakan alamat sesuai yang ditulis di surat. 

"Ma, ada Pak Pos antar surat" Begitu reaksiku yang ku ingat saat ada pak Pos datang ke rumah. Hal pertama yang ku cari ketika ada surat datang adalah perangko yang ditempel di depan surat. Beragamnya model, gambar, hingga nominal perangko membuat saya memiliki hobi sebagai filateli. 

Di era 1990-an profesi menjadi Pengantar Pos masih diminati oleh sebagian masyarakat Indonesia. Kegiatan seperti mengirim surat kepada keluarga, kerabat, teman hingga sahabat pena; mengirim surat lamaran kerja; mengirim uang; hingga mengirim barang masih banyak memanfaatkan jasa Pak Pos. Entah kenapa seiring waktu keberadaan Pak Pos mulai susah ditemukan. 

Baru aku merindukan kehadiran Pak Pos saat ini dimana kemajuan teknologi kian canggih dan banyaknya jasa ekspedisi yang hadir di tanah air. 

Tidak dipungkiri bahwa ada beberapa penyebab kehadiran Pak Pos kini terasa hilang di tengah masyarakat. Apa saja itu? 

1. Kelangkaan Kantor Pos

Saya mengatakan langka karena sudah sangat jarang ditemukan kantor pos di suatu daerah. Bahkan ketika saya tinggal di Kota Pasuruan selama 2 tahun hanya tahu 1 kantor pos disana. Kini saat tinggal di Cibinong, Bogor saya justru belum tahu lokasi kantor pos terdekat. 

Namun jika sobat Kompasiana menanyakan layanan kantor ekspedisi seperti JNE, JNT, Tiki yang terdekat. Saya akan mampu memberikan patokan lokasi dengan mudah. Ini karena justru banyak ditemukan mitra agen di sekitar saya. Bahkan pernah saya pergi ke desa yang cukup terpelosok menemukan mitra agen ekspedisi ini daripada kantor pos. 

Kejomplangan ini membuat tukang Pos menjadi susah ditemukan. Dulu saat masih kecil masih sering melihat tukang Pos menggunakan sepeda ontel dan motor untuk mengirimkan surat dan paket. Kini kehadirannya seakan tergantikan dengan abang kurir paket dari agen ekspedisi modern. 

2. Jasa Layanan Ekspedisi Modern Lebih Variatif

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun