Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tips Mengalahkan Overthinking Atasan dalam Dunia Kerja

22 Maret 2021   10:07 Diperbarui: 23 Maret 2021   08:30 914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi overthinking atasan kerap jadi pemicu stres yang dialami karyawan di kantor.| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Ada kalanya harga barang atau jasa akan lebih mahal disebabkan suatu kondisi yang si atasan belum tahu. Misalkan membeli komponen mesin di Toko A, harga lebih murah tapi pembelian harus cash. 

Pembelian di Toko B harga agak mahal sedikit namun pembayaran bisa dilakukan dalam tempo 1 bulan. Adanya penjelasan yang detail dan beberapa pertimbangan bisa mengalahkan overthinking atasan. Selalu siapkan alasan pendukung setiap pengajuan pembelian agar terhindar dari pertanyaan tersebut. 

Purchasing di perusahaan saya selalu meminta penawaran minimal 3 vendor sebelum dilakukan pembelian. Ini guna mengantisipasi pertanyaan yang justru menyudutkan bagian pembelian. Ada kalanya penetapan vendor tidak selalu dilihat dari harga. 

Contoh lain sebuah pabrik ingin membeli mesin untuk produksi. Ada beberapa penawaran yang diterima seperti penawaran mesin dari Cina, Jepang, dan Eropa. 

Mesin dari Cina harganya memang dikenal murah namun komponen mesin susah dicari bila ada kerusakan, seringkali terjadi kerusakan dan sebagainya. Mesin dari Jepang atau Eropa harga pasti lebih mahal namun jarang rusak sehingga masa pakai lebih panjang serta komponen sparepart mudah dibeli. 

Bisa jadi pilihan jatuh ke Mesin Non-China. Alasan inilah yang harus diketahui oleh atasan. 

Jangan-jangan kamu keluyuran ya?

Pemikiran seperti ini sering ditujukan kepada mereka yang beraktivitas di luar kantor seperti sales, kurir, bagian pembelian, transportasi, dan sebagainya. 

Pertanyaan seperti ini kadang menyakitkan karena kita yang sudah susah payah di lapangan, stres terjebak macet namun dianggap keluyuran atau bepergian tanpa tujuan jelas di jam kantor. 

Saya teringat seorang rekan curhat kesal karena dianggap keluyuran oleh atasannya. Padahal dia bolak-balik koordinasi dengan beberapa pihak terkait urusan kerja. Pandangan overthinking seperti ini butuh bukti khusus untuk menjadi pembelaan diri kita. 

Apa yang harus saya lakukan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun