Mohon tunggu...
H.I.M
H.I.M Mohon Tunggu... Administrasi - Loveable

Hanya orang biasa yang memiliki 1 hati untuk merasakan ketulusan, 1 otak untuk berpikir bijak dan 1 niat ingin bermanfaat bagi orang lain | Headliners 2021 | Best in Specific Interest 2021 Nominee

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bersiaplah Pebisnis Warnet Bernasib Sama dengan Wartel

12 Juli 2020   16:20 Diperbarui: 14 Juli 2020   16:53 4535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.COM / Rizky C Septiana

Keberadaan WiFi semakin membuat orang berpikir dua kali untuk ke Warnet. Kini banyak area umum seperti cafe, tempat makan, perpustakaan, hingga area umum telah dipasang layanan WiFi.

Beberapa pengelola usaha bahkan menyediakan layanan WiFi gratis bagi pengunjung. Ini membuat orang tidak perlu ke Warnet hanya untuk sekedar internetan.

Saya sering nongkrong di cafe dekat rumah. Cukup pesan teh hangat harga Rp. 3.000 sudah bisa menggunakan layanan internet seharian. Padahal Rp. 3.000 di Warnet mungkin hanya layanan sejam.

Jangan heran cafe atau tempat usaha yang menyediakan layanan WiFi gratis justru dipenuhi pengunjung. Ini karena daya tarik untuk memanfaatkan layanan internet gratis yang menjadi salah satu tujuan mereka.

Aturan bagi pengunjung warnet pun menjadi kekurangan sendiri. Ada Warnet yang melarang pengunjung untuk merokok, makan, atau minum karena akan membuat kotor. Kemudian larangan membuat gaduh serta bilik warnet hanya maksimal 2 orang membuat pengunjung merasa dibatasi.

Suasana ini berbeda ketika kita internet di Warkop yang tersedia fasilitas WiFi. Kita bisa duduk ramai-ramai, internet sambil rokokan, minum kopi dan makan. Bahkan berteriak saat main game online pun dianggap wajar. Kenyamanan juga menjadi pertimbangan bagi pencari internet.

Padahal untuk membuka usaha Warnet membutuhkan modal yang tidak sedikit. Harga komputer, peralatan dan bilik ruang saja bisa mencapai 5 juta/bilik komputer. 

Belum lagi biaya sewa tempat yang bisa jutaan per bulan dan biaya paket internet yang tidak murah. Setahu saya pengelola internet biasanya menggunakan paket internet untuk bisnis/kantor yang harga paketannya bisa 1jutaan/bulan. 

Ketika pengunjung kini hanya hitungan jari serta lebih banyak lenggang. Otomatis bisa saja biaya operasional lebih besar dibandingkan pemasukan. Ini ditambah komputer merupakan barang elektronik yang memiliki batas usia sekitar 5 tahunan dan membutuhkan perawatan yang berkala.

Pengelola Warnet pun sudah berdarah-darah menjalankan usaha ini. Berbagai promo dan program dilakukan. Ada Warnet yang menerapkan paket internet dimana semakin lama jam internet maka semakin murah. 

Pernah saya lihat Warnet yang memasang paket 10ribu untuk 8 jam. Nilainya murah tapi tidak banyak yang mengambil paket ini. Meskipun murah, pengelola sudah mengkalkulasikan subsidi silang karena biasanya keuntungan dari cemilan, minuman atau usaha kecil-kecilan untuk menutupi paket internet tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun