Kau ketuk pintu rumah itu, dengan kecut.
Waktu tidak butuh konsultasi, nyatanya.
Hidup adalah peluang dan pilihan.
Tanpa sadar, kaupun dijadikan tuan.
Angin tetap berhembus, busuk.
Fragmen demi fragmen tampil di panggung matamu.
Harta, kuasa, wanita bergantian mengisi amplop-amplop putih.
Yang dikirimkan ke bawah mejamu.
Semuanya bercahaya, menantang usia mudamu.
Angin malam ditiupkan untuk membuai.
Mimpi-mimpi panjangmu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!