Mohon tunggu...
Indra Rahadian
Indra Rahadian Mohon Tunggu... Administrasi - Pegawai Swasta

Best In Fiction Kompasiana Award 2021/Penikmat sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ramadhan untuk Afikah

11 April 2021   20:49 Diperbarui: 11 April 2021   20:58 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ramadhan Untuk Afikah (Foto: dhivehiraajje Via Pixabay)

LANGKAH mungil Afikah malam itu lebih bersemangat. Membawa obor di tangan seraya melantunkan shalawat. Keceriaan mewarnai pawai anak-anak kampung menyambut bulan suci. 

Ramadhan menjelang se-isi dunia. Afikah tak mau ketinggalan menyambut hari-hari penuh penantian pada Adzan magrib. Bulan penuh kebahagiaan yang dirindukan. 

"Ibu, apakah ayah akan pulang Idul Fitri nanti?" tanya Afikah. 

"Ayahmu baru saja tiba di Abu Dhabi, cantik," jawab Ibunda. 

Raut wajah Afikah seketika muram, kekhawatiran menyelimuti perasaan gadis kecil itu. Kerinduan pada bulan suci, teriring kerinduan pada ayahanda tercinta. Berharap beliau akan pulang ke rumah, saat takbir berkumandang di masjid-masjid menjelang hari raya. 

Selesai melaksanakan pawai obor, Afikah masuk ke rumah dengan perasaan yang belum tenang. Ia mengambil peta di atas meja belajar. Jemari mungil mencari-cari letak Abu Dhabi, tempat ayahanda berada. 

"Ayah, aku rindu." ucapnya lirih. 

Ibunda memandang anak gadisnya dengan sendu. Beliau merapalkan do'a memohon keselamatan suami tercinta. Berharap kabar kepulangan akan terdengar, meski itu dirasa mustahil. Tuntutan pekerjaan pelaut tak memungkinkan suami pulang di hari raya. 

"Cantik, do'akan saja ayah. Kesehatan dan keselamatan ayah lebih penting dari kehadiran di Ramadhan ini," pinta Ibunda. 

"Iya, Ibu," jawab Afikah. 

Afikah bersiap untuk terlelap. Paling tidak, ayahanda akan hadir dalam mimpi malam ini. Ia mau bercerita banyak hal. 

Khatam Al-Qur'an dan prestasi belajar, ia yakin ayahanda pasti bangga. Ia segera memejamkan mata, seraya mengucapkan do'a sebelum tidur. 

Ibunda mengecup kening Afikah dengan mengucap bismillah. Semoga ketenangan dan keceriaan Afikah terjaga sampai kepulangan ayahanda. 

"Pemerintah resmi melarang mudik lebaran, kondisi pandemi yang belum mereda memaksa kebijakan tersebut harus diambil."

Tayangan berita malam, cukup membuat resah Ibunda. Beliau kembali tak dapat mengunjungi kakek dan nenek Afikah di kampung halaman. 

Rencana perjalanan yang tertunda kali kedua, membuat Ibunda berpikir untuk mencari aktivitas lain bersama Afikah. 

"Perayaan Idul Fitri kali ini, anak gadisku tak boleh bersedih," ucap Ibunda. 

Hari yang cerah di pelabuhan barang Abu Dhabi. Dua kapal besar berjenis MV telah merapat di kanal. Terlihat salah satu MV menurunkan rombongan crew kapal menuju daratan. Hingga, sebuah mini bus membawa rombongan itu meninggalkan pelabuhan. 

"Kep, lihat itu ada macan tutul di dalam mobil sedan!" seru Damar, ABK kapal asal Indonesia. 

"Yaiya, sultan mah bebas, hehehe," jawab Rama. 

Sepanjang jalan mulus yang tenang tanpa kemacetan, rombongan saling melempar obrolan. Melewati kemegahan suasana di kiri kanan jalan. Gedung-gedung pencakar langit dan kondisi kemakmuran negeri UEA. 

Tiga tahun lamanya kebersamaan mereka akan berakhir tak lama lagi. Kini, mereka tengah mengurus perizinan untuk berpindah kapal. Memperbaharui kontrak kerja di negeri orang, untuk menghidupi keluarga besar di Indonesia. 

"Nanti, Kep Rama ikut aku jalan-jalan di Dubai ya? aku ada saudara di sana. Aku masih ada waktu lima hari sebelum naik kapal Yunani," ajak Damar.

"Duh, tak sempat sepertinya," jawab Rama. 

"Lah, katanya Kep Rama masih nunggu konfirmasi naik di kapal MT punya Aramco? Apa sudah langsung naik?" tanya Damar. 

"Hehe, aku batalkan. Ada tawaran lain yang lebih baik," jawab Rama. 

"Mantap!" seru Damar. 

Mini bus tiba di depan KBRI Abu Dhabi. Rombongan turun dengan mata berkaca-kaca. Mereka saling berpelukan sebelum melanjutkan langkah ke dalam kantor tersebut. 

"Kabari aku ya, Kep. Jangan hilang kontak," pinta Damar. 

"Sip," jawab Rama. 

Rama memisahkan diri dari rombongan dan memasuki ruangan yang berbeda. Ia berjalan  melewati meja petugas dan disambut oleh Abdul, rekan sejawat yang bekerja sebagai staff KBRI di sana. Mereka terlihat akrab di ujung lorong. 

"Ramadhan, lama tak jumpa. Kupikir kau akan lewat KJRI Dubai, ternyata ketemu di sini," sapa Abdul. 

"Memang harus pamit sama kamu sepertinya, Dul," jawab Rama. 

"Lah, kontrak kan masih dua tahun. Pindah ke rute mana? Eropa? Baltik? kau ini," tanya Abdul. 

"Aku pindah rute ke Kendari atau Tanjung Priok sepertinya," jawab Rama. 

"Ah, pulang kampung!?" seru Abdul terkaget-kaget. 

"Laut masa depan ekonomi Indonesia. Dan laut Indonesia belum sama sekali aku arungi, Dul," ucap Rama. 

Obrolan mereka terlihat serius. Hingga rombongan telah menyelesaikan urusan di kantor itu. Rama dan Abdul masih berbincang di sebuah ruangan. 

Hari-hari berlalu, Afikah kian sibuk dengan hafalan surat. Dua kali khatam Al-Qur'an, kali ini ia tengah berlatih menjadi Hafidzah. 

Ibunda tampak tenang membimbing Afikah. Meski berkali-kali Afikah lupa harakat. Ibunda dengan lemah lembut meminta gadis kecilnya mengulang. 

"Harakat panjang, cantik. Ingat-ingat ya."

Malam ketiga setelah pulang tadarus. Afikah kembali mendapat bimbingan Ibunda. Kali ini, Ibunda terlihat gemas dengan hafalan Afikah yang masih saja salah harakat. 

Beliau sampai mengajak gadis kecilnya menghapal dari kamar ke teras rumah. Beliau berharap suasana tenang seperti teras masjid, dapat membuat Afikah lebih fokus. 

Ibunda menghela nafas panjang, memilah dan memilih teguran yang pas untuk gadis kecilnya. Beliau baru saja akan membuka mulut. Tiba-tiba terdengar seseorang mengucapkan salam. 

"Assalamualaikum, sepertinya Ibunda satu ini butuh bantuan," ucap Rama di depan teras. 

Seketika suasana menjadi haru. Ibunda menitikkan air mata. Berlinang semakin deras tak terbendung. Dan Afikah, kini terpaku dengan mata berkaca-kaca. 

**

Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama, tokoh dan tempat hanyalah kebetulan semata.

Indra Rahadian

Daftar istilah:

  • ABK: Anak Buah Kapal, Kelasi; Deck.
  • MV: Motor Vessel, kapal angkut barang.
  • MT: Motor Tanker, kapal angkut minyak. 
  • Kep: Panggilan untuk Kapten kapal; Nakhoda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun