Mohon tunggu...
Galih Prasetyo
Galih Prasetyo Mohon Tunggu... Lainnya - pembaca

literasi

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kala Perang Hancurkan Sepak Bola di Yaman

19 November 2018   18:36 Diperbarui: 19 November 2018   19:05 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion 22 May | yemenpost.net

Yaman merupakan salah satu negara di kawasan Timur Tengah yang hancur lebur akibat konflik berkepanjangan. Konflik di Yaman bahkan disebut-sebut sebagai bencana kemanusian terburuk selama 100 tahun ke belakang. Menurut data dari World Food Programme (WFP) akibat konflik ini, 12-14 juta jiwa orang Yaman atau sekitar 50 persen dari total penduduk negara ini diambang bencana kelaparan.

Konflik di Yaman tak lepas dari gelombang Arab Spring yang melanda kawasan Timur Tengah. Gejojak Arab Spring yang pertama kali meletus di Tunisa pada Desember 2010 menyebar ke negara-negara Arab. Selain itu, perang saudara di Yaman selama 3 tahun terakhir ini juga jadi puncak gunung es dari bersatunya Yaman Utara dan Yaman Selatan pada 1990 silam.

Pihak di Yaman Selatan sudah sejak lama ingin tetap memisahkan diri dari Yaman Utara. Gelombang protes kemudian membesar pada Januari 2011 menuntut agar Presiden Yaman saat itu, Ali Abdullah Saleh mundur. 

Protes ini dikabarkan merengut nyawa 2000 orang Yaman. Hal itu disebabkan ikut campurnya sejumlah pihak dalam konflik ini, diantaranya kelompok Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP), Kelompok Houthi, serta pasukan koalisi sejumlah negara seperti Arab Saudi.

Hampir tiap hari warga Yaman hidup di bawah ancaman bom dan rentetan senjata otomatis, tiap detiknya di Yaman ialah perjuangan untuk bisa menyelamatkan hidup. Namun seperti di sejumlah negara lain yang juga hancur karena konflik, sepakbola tetap hadir sebagai hiburan tersendiri bagi warganya.

Di Yaman, sepakbola di sana relatif tidak terlalu kena dampak dari konflik mengerikan tersebut. Timnas Yaman tetap memainkan sejumlah pertandingan internasional dan meraih hasil positif yang jadi hiburan serta penyemangat tersendiri bagi orang Yaman.

Sadar bahwa kebahagian sederhana yang didambakan oleh publik Yaman ialah menonton sepabola, Timnas Yaman tak menyia-nyiakan hal tersebut. Timnas mereka tetap mengikuti sejumlah pertandingan persahabatan dan babak kualifikasi satu kompetisi meski dengan kondisi seadanya.

"Kondisi ini memang mau tak mau mempengaruhi kemajuan olahraga kami. Liga ditangguhkan selama tiga musim, sejumlah pesepakbola memilih untuk meninggalkan kampung halaman dan bermukim di sejumlah negara lain," kata salah satu pesepakbola Yaman, Husain Ghazi yang saat ini bermukim di Mesir seperti dilansir dari bbc.com

Bukan hanya soal keselamatan yang dikhawatirkan para pemain dan keluarganya jika masih menetap di Yaman, masalah pendapatan pun jadi hal yang wajib mereka pikirkan. Bagi sebagian besar pemain dan pelatih sepakbola di Yaman, sepakbola hanyalah satu-satunya sumber penghasilan mereka. Maka ketika liga harus dihentikan karena perang, para pemain dan pelatih ini harus memutar otak untuk tetap bertahan.

Salah satu solusi yang diambil pesepakbola Yaman ialah meninggalkan kampung halaman menuju negara lain untuk bisa tetap hidup di sepakbola. Ibrahim Aqlan, pemain dari klub Yaman, Al Yarmouk memilih untuk bertahan di tanah airnya dan mencoba untuk menjadi guru olahraga.

Profesi ini sudah ia jalani hampir 1 tahun ke belakang. Aqlan menceritakan bahwa situasi sepakbola di Yaman sama mengerikannya dengan kondisi negara itu, para pemain tidak mendapat gaji, liga dihentikan.  "Namun kami masih tetap berlatih tiap harinya. Masih ada sejumlah turnamen kecil yang diadakan di sejumlah kota seperti di Sanna dan sejumlah tempat di selatan negara ini," kata Aqlan.

Aqlan, Ghazi atau sejumlah pemain Yaman lainnya mungkin masih cukup beruntung karena masih memumpuk asa bahwa suatu hari nanti mereka bisa bermain sepakbola seperti sebelum tanah airnya diguncang perang. 

Namun tidak bagi pesepakbola Yaman lainnya yang memilih untuk ikut angkat senjata. Tercatat sejumlah pemain Yaman tewas terbunuh karena ikut konflik bersenjatan ini seperti Ali Gharaba dan Abdullah Aref yang tewas ditangan pasukan Houthi. Ada juga pesepakbola bernama Abdullah Al Bezaz yang tewas ditembak di depan rumahnya.

Bagi mereka yang berkonflik di Yaman, termasuk para pasukan Houthi serta pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, sepakbola juga menjadi sasaran mereka. Pasalnya mereka paham hanya lewat sepakbola sebuah bangsa bisa bersatu tanpa memandang perbedaan. Maka tak mengherankan sejumlah stadion di Yaman mengalami nasib sama seperti di Irak serta Suriah jadi sasaran bom.

Salah satu stadion di Yaman yang sekarang kondisinya begitu miris akibat jadi sasaran bom ialah Stadion May 22 yang sempat menjadi tempat pertandingan Piala Teluk 2010. Stadion yang terletak di Aden dan berkapasitas 30 ribu tempat duduk ini hancur lebur dibombardir pesawat jet pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

Stadion 22 May | yemenpost.net
Stadion 22 May | yemenpost.net
"70 persen stadion sudah hancur lebur, hanya beberapa blok beton yang masih tersisa akibat aksi bom tersebut," kata salah satu pejabat kementerian olahraga Yaman seperti dikutip dari sarayanews.com

Pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi juga membombardir markas klub Al Entelaq yang berlokasi di Lahij. Sejumlah bangunan stadion hancur lebur, sejumlah properti stadion juga dijarah setelah bom dijatuhkan. Nasib berbeda justru dialami oleh klub Al Tilal, stadion mereka dijadikan markas untuk pasukan Houthi.

"Pawa awal perang, pasukan Houthi menjarah empat bus milik klub dan mengambil alih markas klub sebagai salah satu pusat komando mereka," kata jurnalis olahraga Yaman, Najeeb Al-Mahboub.

Stadion dijadikan markas pasukan juga terjadi di Stadion Al Meraissi dan sejumlah stadion lain di Yaman. Tidak cukup itu saja, penderitaan sepakbola di Yaman akibat perang juga dirasakan oleh para jurnalis olaraga disana. Abdulrahman Aqeel, salah satu wartawan olahraga Yaman mengatakan bahwa dirinya sempat jadi sasaran pasukan Houthi.

Aqeel cukup beruntung pasalnya ia tidak sampai harus mendekam di dalam bui karena faktanya sejumlah wartawan olahraga lain seperti bbad Al-Jaradi dan Qassem Al Beaissy saat ini masih mendekam di penjara pasukan Houthi.

Ada juga jurnalis olahraga lainnya sepeti Fathi bin Lazraq yang ditahan dan mengalami penyiksaan oleh tentara UAE yang jadi bagian dari pasukan koalisi Arab Saudi. "Mereka mengambil semua kamera dan komputer. Ada lebih dari 200 wartawan yang mengungsi di berbagai belahan dunia, termasuk Ma'rib, Hadramaut (di Yaman), Riyadh (di Arab Saudi), dan di Yordania, Mesir, dan Malaysia." kata salah satu jurnalis, Majid Al-Tayyashi.

Meski berada di kondisi hancur lebur seperti itu, harapan selalu dihidupkan para pemain Timnas Yaman. Setidaknya hal itu bisa dilihat dari capaian Timnas Yaman yang lolos ke ajang Piala Asia 2019 di UEA pada 05 Januari 2019.

Yaman berada di grup D bersama Iran, Irak, dan salah satu wakil Asia Tenggara, Vietnam. Sekedar informasi, Timnas Indonesia tak dapat mengikuti Piala Asia 2019 disebabkan Kualifikasi Piala Asia 2019 tahap pertama disatukan dengan Kualifikasi Piala Dunia 2018 ronde kedua. Sialnya ketika tahapan kualifikasi tersebut dimulai, PSSI tengah disanksi FIFA sehingga Timnas Indonesia dicoret.

Masuknya Yaman ke Piala Asia 2019 jadi salah satu prestasi tertinggi timnas negara ini setelah menjadi Yaman bersatu, sebelumnya pada 1976 tim Yaman Selatan sempat jadi peserta Piala Asia edisi ke-6. Hasil membanggakan tersebut tak lepas dari usaha seorang Abraham Mebratu.

Ia adalah pelatih Timnas Yaman berkebangsaan Ethiopia yang sudah mengenal sepakbola Yaman sejak 2012. Sayangnya Mebratu tidak akan mendampingi Yaman di Piala Asia 2019 karena kini ia membesut Timnas Ethiopia. Usaha dari Membratu memompa semangat skuat Yaman memang jadi salah satu kunci negara ini bisa lolos ke Piala Asia 2019.

Di luar urusan taktik, motivasi dan faktor psikilogis memang jadi senjata paling pamungkas untuk melatih sebuah tim seperti Yaman. Selain itu, kerja keras Mebratu selama bertahun-tahun juga ditopang oleh kerja-kerja profesional federasi sepakbola Yaman.

Sadar bahwa di kondisi negara seperti itu, FIFA bisa saja memberikan sanksi seperti kasus di Irak dan Kuwait, orang-orang di federasi sepakbola Yaman bekerja secara profesional. 

Mereka misalnya berusaha untuk tetap netral dengan sama sekali tidak memihak kepada pihak yang bertikai. Fokus mereka tetap bagaimana program sepakbola berjalan di Yaman. Programnya pun tak muluk-muluk yakni sepakbola bisa dimainkan dengan selamat.

"Kadang kami harus bekerja sama dengan pasukan Houthi, pasukan koalisi, atau pasukan pemerintah. Itu demi pertandingan sepakbola berlangsung aman bagi pemain dan para penonton," kata salah satu pejabat federasi sepakbola Yaman.

Bahkan lobi dari pejabat di federasi sepakbola Yaman bisa membuat pasukan Houthi dan pasukan pemerintah memberikan izin untuk menggelar satu turnamen sepakbola di daerah yang mereka kuasai. Sejumlah turnamen diadakan agar para pemain Yaman bisa mendapatkan jam terbang seperti turnamen Jaafar Mohammed Saad atau turnamen Mayor Jenderal Ali Nasser Hadi.

Hasilnya dari turnamen tersebut ialah muncul sejumlah pesepakbola muda Yaman yang cukup berpotensi membuat timnas negara ini kuat di masa mendatang. Para pemain muda Yaman ini bahkan sempat mewakili Yaman U-16 di sejumlah kompetisi di Malaysia baru-baru ini. Selain itu, Timnas Yaman U-23 ikut berpartisipasi di babak kualifikasi Piala Teluk 2019.

Hasilnya memang minor, dari tiga pertandingan di babak kualifikasi Piala Teluk 2019, Yaman tak mampu meraih satu pun kemenangan. Kalah dari Qatar 0-4, kalah 0-1 dari Bahrain, serta dari Irak dengan skor 0-3. Meksi begitu setidaknya federasi sepakbola Yaman sudah membuktikkan bahwa program mereka untuk sepakbola terus berjalan tetap berlangsung.

Mulai dari meningkatkan kualitas tim senior, membuat kompetisi untuk menambah jam terbang, hingga menggenjot barisan para pemain muda mereka untuk disiapkan beberapa tahun mendatang jadi program federasi Yaman yang begitu 'nendang' meski di tengah kehancuran dan kematian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun