Di era globalisasi dan dinamika ekonomi internasional yang terus berkembang, kerja sama perdagangan antarnegara tentunya menjadi salah satu pilar penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Bagi Indonesia, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, hubungan kerja sama perdagangan internasional bukan hanya penting untuk memperluas pasar ekspor, tetapi juga untuk memperkuat daya saing dan transformasi ekonomi.
Dalam konteks ini, Airlangga Hartarto sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian memainkan peran strategis dalam menjalankan visi dan arahan Presiden Prabowo dalam merancang, mengoordinasikan, serta memajukan kebijakan perdagangan luar negeri yang proaktif dan adaptif.
Sebagai figur sentral dalam koordinasi ekonomi nasional, Airlangga Hartarto diharapkan dapat memainkan peran kunci dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto (2024--2029), baik sebagai koordinator kebijakan ekonomi maupun sebagai penghubung dan negosiator antara kepentingan nasional dan dinamika global.
Terlebih di era pasca-pandemi dan meningkatnya tensi antara kekuatan global Amerika Serikat dan Tiongkok, stabilitas ekonomi nasional menjadi fondasi penting. Peran Menko Perekonomian dinilai kritikal untuk menjaga keseimbangan makroekonomi, dan perannya dibutuhkan dalam memastikan bahwa Indonesia tidak terseret ke dalam polarisasi geopolitik yang dapat merugikan perdagangan dan investasi.
Di bawah pemerintahan Prabowo, Menko Airlangga dapat mengoordinasikan kebijakan fiskal dan moneter yang tangguh, termasuk memperkuat cadangan devisa, menjaga inflasi, serta mempertahankan iklim investasi yang kondusif agar Indonesia tetap menarik di tengah ketidakpastian global.
Airlangga Hartarto, Mendayung Diantara Ketegangan Amerika-Cina
Ketegangan ekonomi antara Cina dan Amerika Serikat (AS)---dua kekuatan ekonomi terbesar dunia saat ini---telah menjadi salah satu tantangan geoekonomi utama sejak beberapa tahun terakhir. Perseteruan ini bukan hanya mencakup isu perdagangan, tetapi juga mencakup teknologi, rantai pasok global, dan bahkan berpengaruh terhadap stabilitas dan geopolitik kawasan.
Bagi negara seperti Indonesia, yang memiliki hubungan erat dengan kedua negara, diperlukan kepemimpinan ekonomi yang cermat dan strategis agar dapat mengambil peluang sekaligus meminimalkan risiko. Di sinilah sosok seperti Airlangga Hartarto, dipercaya Presiden Prabowo sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menjadi relevan sekaligus krusial.
Airlangga Hartarto memegang peran penting dalam memastikan bahwa Indonesia tidak terjebak dalam konflik kepentingan antara dua mitra strategis. AS dan Cina adalah mitra dagang utama Indonesia, di mana Tiongkok merupakan tujuan ekspor terbesar, sementara AS adalah sumber penting investasi dan teknologi. Dalam situasi ketegangan, Airlangga diharapkan memainkan peran penyeimbang diplomasi ekonomi, menjaga agar Indonesia tetap terbuka dan netral secara strategis, tanpa memihak salah satu kekuatan. Pendekatan ini penting agar Indonesia tetap dipercaya oleh kedua pihak dan tidak mengalami pembalasan dagang atau hambatan perdagangan.
Airlangga juga berperan dalam memposisikan kepentingan Indonesia di berbagai forum internasional seperti G20, WEF, EC dan ASEAN Summit, serta OECD, BRICS, EAEU Eurasian, di mana ia aktif menyuarakan pentingnya arsitektur perdagangan global yang adil dan inklusif. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, Airlangga mendorong agar negara-negara berkembang seperti Indonesia tidak menjadi korban dari perang dagang dua kekuatan besar, tetapi justru menjadi bagian dari solusi global melalui kolaborasi dan pembangunan bersama.