Mohon tunggu...
Dokter Bejo
Dokter Bejo Mohon Tunggu... -

Dokter Bejo, sumber referensi menarik seputar kesehatan, gaya hidup sehat, produk kesehatan, jasa kesehatan, menjawab fakta mitos kesehatan. Jadilah konsumen produk kesehatan yang cerdas! Salam Dokter Bejo

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Korban Bullying Rentan Terserang Penyakit Jantung

3 Maret 2017   13:49 Diperbarui: 3 Maret 2017   14:00 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara tidak sadar kita sering sekali mem-bully(mengejek) seseorang melalui perkataan. Untuk sebagian orang, aksi ini mungkin dianggap tidak menyakitkan dan hanya suatu bentuk bercandaan yang dilakukan setiap orang sebagai tanda kasih sayang terhadap orang-orang terdekatnya.

Faktanya, meledek orang lain dengan mengatakan dia memiliki berat badan berlebih atau gendut tidak hanya membuatnya sakit hati saja, tapi juga bisa menimbulkan gangguan kronis pada kesehatan fisiknya.

Dalam Journal Obesity, seorang peneliti mengungkap adanya peningkatan risiko mengidap penyakit diabetes, jantung, dan stroke pada orang-orang yang kerap diperolok karena memiliki berat badan berlebih.

Penelitian yang dipimpin Pearl itu pasalnya mengevaluasi kondisi internal tubuh 159 orang dengan berat badan berlebih yang telah mendapatkan ejekan menyayat hati dari orang lain.

Hasilnya, hampir semua peserta penelitian mengalami sindrom metabolisme atau kondisi meningkatnya kandungan triglyceride, kolesterol dan glukosadalam tubuhnya akibat tekanan mental dikata-katai ‘gendut’ atau ‘gemuk’ oleh orang lain.

Hal tersebut bisa terjadi karena ketika orang tersebut dikatakan gemuk, ia akan mengalami stres yang berdampak pada kacaunya metabolisme tubuh orang tersebut. Stres tersebut mengakibatkan sistem pencernaan tidak berjalan optimal. Hal ini berdampak pada kurangnya nutrisi yang diserap dan beralih pada penumpukan lemak pada bagian-bagian tertentu. Hasilnya, ia akan menjadi obesitas.

Obesitas merupakan salah satu faktor pemicu diabetes. Dengan peningkatan glukosa darah akibat stres membuat diabetes menjadi sulit terkontrol, akibatnya adalah komplikasi diabetes seperti jantung koroner dan stroke yang berakhir pada kematian.

Glukosa darah yang tinggi menyebabkan pembuluh darah jantung menjadi semakin kaku dan menyempit sehingga lebih rentan mengalami stres oksidatif. Selain itu pembuluh darah penderita diabetes melitus sendiri sebenarnya mudah untuk dihinggapi kolesterol dan membentuk plak. Ditambah dengan radikal bebas yang dapat dibentuk akibat stress akan membuat pembuluh darah jantung tersebut rentan rusak, mengalami inflamasi dan berakhir pada jantung koroner.

Daripada mengejek atau mem-bully seseorang dengan mengatakannya gemuk, alangkah lebih baik jika kita memberikan solusi. Orang itu salah kalau berpikiran dengan mereka mengatai-ngatai temannya gendut, temannya itu akan termotivasi untuk kurus.

Alangkah lebih baik jika kita memotivasi, membantunya mengatur pola makan, dan memberikan produk herbal yang tepat. Produk herbal yang diberikan bukanlah pil diet atau suplemen diet karena hal tersebut tidak akan membantu. Berikanlah obat herbal yang mengandung buah, sayur dan rempah yang mengandung senyawa fitonutrien seperti flavanoid, saponin, dan triterpenoid.

Selain itu, juga harus mengandung multivitamin seperti vitamin A, C, E, K yang akan melengkapi nutrisi yang dibutuhkan tubuh.. Dengan demikian, nutrisi dari makanan terserap sempurna dan lemak yang tidak dibutuhkan dibuang melalui feses.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun