Mohon tunggu...
Indira Ginanti
Indira Ginanti Mohon Tunggu... Lainnya - Ordinary people

Isi kepala kita terkadang lebih ramai daripada apa yang terlihat di wajah kita. Tuangkanlah dengan menulisnya.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

"Ngemis Online", Term yang Disematkan Kelompok Dominan

30 Januari 2023   14:00 Diperbarui: 1 Februari 2023   09:30 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang-orang tersebut menggunakan dominasinya dengan menggunakan bahasa-bahasa akademik untuk membangun kepercayaan bahwa ia adalah orang yang pintar dan mampu memberikan solusi.

Hal yang sama juga terjadi pada orang-orang kaya. Mereka yang hidup dengan kemewahan adakalanya menunjukkan bahasa dominasi mereka. 

Sebagai contoh kata "udik" sering digunakan untuk melabeli orang-orang desa yang dalam benak banyak orang sering dianggap miskin dan terbelakang, padahal belum tentu semua orang desa miskin dan terbelakang. 

Seringnya penggunaan kata tersebut mengakibatkan kata tersebut berkonotasi negatif jika disematkan pada seseorang. Akibatnya timbullah perasaan rendah diri dan perasaan malu karena ia telah dilabeli "udik" oleh orang-orang kaya tersebut.

Berdasarkan beberapa contoh tersebut, bahasa yang mereka gunakan merupakan contoh bahasa dominasi. Berdasarkan penggunanaan bahasa dominasi tersebut bisa ditarik kesimpulan bahwa term ngemis online yang disematkan kepada pelaku-pelaku konten tidak mendidik tersebut merupakan term yang digunakan kelompok dominan untuk memberikan efek negatif dan menggambarkan bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang tidak baik, buruk, dan tidak terhormat dalam masyarakat kita. 

Term "ngemis online" ini didasarkan pada pencelaan perbuatan buruk dan usaha yang buruk dari pemilik konten agar memberikan efek tekanan pada pelaku konten supaya merasa malu dan tidak lagi melakukan perbuatan meminta-minta tersebut. 

Kelompok dominan ini berasal dari banyak kalangan yang akhirnya menjadi mayoritas yang menentang perbuatan tersebut.

Term ini merupakan term yang sebenarnya bagus karena bisa menggerakkan opini publik untuk tidak ikut-ikutan melakukan perbuatan tersebut, mengajak orang-orang untuk berhenti memberi gift untuk hal yang tidak bermanfaat sama sekali, dan mengajak masyarakat untuk berhenti memviralkan hal-hal bodoh dan tidak bermanfaat di media sosial.

***

Penulis: Indira Ginanti

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun