Mohon tunggu...
Indigo Holic
Indigo Holic Mohon Tunggu... -

sedang belajar menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mahasiswa Revolusioner: Cangkir dan Teko

23 Maret 2012   03:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:36 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Si teman mengembangkan lagi alegorinya. "Tapi yang terjadi di sini sekarang adalah; cangkir yang penuh berisi teh datang pada teko yang berisi kopi. Tapi cangkir tidak mau menerima kopi yang terdapat dalam teko itu karena ia mempertahankan teh di dalamnya dengan cara mengkritik kopi.

"Air itu harusnya bening seperti teh,

harusnya merah seperti teh,

harusnya rasanya segar seperti teh,

cairan apa sih itu, hitam, pekat, kental dan beraroma lain dari teh?

ubah dulu kopi itu jadi memiliki ciri-ciri teh, baru akau mau diisi olehnya."

Kau tidak akan kemana-mana, sob! Percuma kau ada di sini."

si Mahasiswa Revolusioner tentu saja tersinggung. "Loh, memangnya salah kalau aku suka sains? Memangnya aku gak boleh punya pemikiran seperti scientist?"

Si teman merenung sebentar. Lalu ia menjawab, "sayangnya, kau tidak berpikir seperti seorang scientist. Kau hanya seseorang yang mempertahankan apa yang selama ini memenuhimu saja. Bila definisi inteligensi adalah sebuah faktor yang memengaruhi pemahaman seseorang, maka kusimpulkan bahwa berwawasan luas belum tentu berinteligensi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun