Mohon tunggu...
Indigo
Indigo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penyimak persoalan-persoalan sosial & politik,\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kebebasan Bersuara yang Kebablasan!

2 Februari 2012   00:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:10 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Sebelum reformasi, pemberitaan tentang apapun begitu terasa dikendalikan oleh pemerintah. Tak banyak hal yang begitu berlebihan dalam pemberitaannya, selain program-program yang telah dan akan digulirkan oleh pemerintah, khususnya kalau ada program di TVRI yang berjudul” LAPORAN KHUSUS”, selain dari  itu tidak ada berita yang mencolok.

Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan suatu bangsa salah satunya didorong oleh adanya kebebasan dalam berpendapat, lebih khusus lagi kebebasan pers. Menjamurnya media massa baik cetak dan elektronik disatu sisi memang menguntungkan bagi pembangunan, paling tidak mendorong terjadinya penyatuan persepsi dalam melakukan langkah-langkah perbaikan, pengawasan dan percepatan pembangunan suatu daerah. Tetapi dilain sisi bisa sangat merugikan banyak pihak jika ternyata kebebasan pers tidak digunakan untuk hal-hal yang baik, terutama dalam penggiringan opini dan pencucian otak melalui perang pemikiran yang terus-menerus ditampilkan oleh media pers.

Pembiasaan yang telah dilakukan oleh insan dan media pers dalam hal-hal yang baik dalam pemberitaannya tentu akan sangat berguna bagi bangsa ini, sekaligus jadi sarana pembentukan karakter bangsa, tetapi jika pembiasaan yang dilakukan condong pada hal-hal negatif tentunya akan berdampak buruk. Jika rakyat belum mampu menyaring setiap pemberitaan yang didengar dan lihat ini akan menghasilkan bibit-bibit keburukan-keburukan lainnya.

Jika dahulu kita teramat jarang mendengar berita kriminalitas di media elektronik, kini dari pagi buta hingga malam menjelang suguhan berita kriminal tak henti-hentinya. Apakah ini bermanfaat?, sama-sekali tidak!. Bukannya dijadikan pelajaran untuk menjauhi praktek-praktek kriminal, malahan sebaliknya jadi terinspirasi oleh berita-berita tersebut.

Salah satu kebablasan lainnya adalah keberadaan media infotaintment. Ini sebuah kondisi yang bisa menggerogoti bangsa ini tanpa disadari, musuh dalam selimut yang harus diwaspadai, yang sudah sangat faham bagaimana menghancurkan bangsa ini. Mereka para konspirator tahu bagaimana memerangi “potensi” bangsa ini, bukan dengan senjata tapi dengan media pemberitaan, salah satunya infotaintment yang merusak.

Sangat tepat jika fatwa pengharaman infotaintment yang berisi konten-konten yang negatif, yang hanya berisi berita-berita murahan, berita yang memperkeruh hubungan rumah-tangga orang, berita yang menelanjangi aib orang. Bukan ini kebebasan yang kita cari dan inginkan, karena infotainment seperti itu tidak akan menambah kadar keimanan kita.

Ini jelas sebuah konspirasi yang berlindung dibalik media pemberitaan yang bernama infotaintment yang patut untuk kita cermati, sehingga kita tidak ikut-ikutan menjadi perpanjangan tangan media infotaintment yang menjijikan tersebut atau malah menjadi korbannya. Banyak hal baik yang bisa digali dari para pesohor jika saja media infotaintment dan insan didalamnya beritikad baik dalam ikut memajukan bangsa ini dari segi moralitas.

Sudah saatnya kita membersihkan pendengaran dan penglihatan kita dari pengaruh buruk yang dihembuskan oleh media infotaintment yang menjijikan tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun