Mohon tunggu...
Indartik
Indartik Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

Seorang guru yang memiliki hobi menulis dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Metode Mengembangkan Karakteristik Anak dalam Aspek Bahasa

12 April 2023   23:20 Diperbarui: 12 April 2023   23:22 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek penting dalam perkembangan adalah aspek perkembangan bahasa. Menurut Vygotsky, menyatakan bahwa bahasa merupakan alat untuk mengekspresikan ide dan bertanya, dan bahasa juga menghasilkan konsep dan kategori berpikir. Perkembangan bahasa untuk anak usia dini meliputi empat pengembangan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

Masa kanak-kanak adalah usia yang paling tepat untuk mengembangkan bahasa.Bahasa merupakan alat komunikasi sebagai wujud dari kontak sosial dalam menyatakan gagasan atau ide-idedan perasaan-perasaan oleh setiap individu sehingga dalam mengembangkan aspek bahasa yang bersifat ekspretif, anak memerlukan cara yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Perkembangan anak telah dimulai sejak masa konsepsi (pembuahan) dalam kandungan ibunya, terus berlangsung tahap demi tahap secara kesinambungan sepanjang rentang kehidupannya, baik fisik maupun non fisik. Untuk berkembang optimal terhadap seluruh aspek perkembangan, seorang anak membutuhkan proses secara berkesinambungan. Ada banyak anak tidak memiliki kesempatan mencapai tugas-tugas perkembangan secara optimal karena berbagai faktor. Faktor paling berpengaruh adalah pola asuh orangtua yang kurang menghargai kehadiran anak karena dianggap tidak mengerti apa-apa, sampai tidak memiliki kesempatan bercengkerama dengan anak karena sibuk.

Tugas perkembangan yang harus dicapai anak yaitu kemampuan kognitif, bahasa, emosional, sosial dan fisik motorik (Hurlock,1980; Santrok, 1988). Perkembangan berbahasa terkait kemampuan anak mendengar, mengungkapkan perasaan melalui lisan dan setelah kedua hal tersebut matang, kemudian melalui tulisan. Setiap kelompok umur berbeda tugas dan karakteristik perkembangannya. Aspek bahasa anak umur 3 tahun adalah bisa menceritakan isi gambar, berfantasi bicara sendiri, pura-pura membaca cerita yang ia karang sendiri. Kebutuhan belajar aspek bahasa anak usia 3 tahun adalah membuat kegiatan yang dapat merangsang anak banyak bicara, bercerita, memberi kesempatan anak menanggapinya, mengenalkan buku-buku dengan gambar dan cerita menarik.

Perkembangan Bahasa 

Kapan sebenarnya anak mulai berbahasa? Karena berbahasa mencakup komprehensi maupun produksi, maka sebenarnya anak sudah mulai berbahasa sebelum dia dilahirkan. Melalui saluran intrauterine anak telah terekspos pada bahasa manusia waktu dia masih dalam janin. Kata-kata ibunya rupanya tertanam pada janin anak.[1]

Berkomunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Dengan berkomunikasi anak bisa mengenal lingkungannya. Bahasa anak mulai berkembang saat bayi, diawali dengan bergumam, berceloteh tanpa arti, belajar mengatakan ma-ma, da-da, hingga bisa mengucap kalimat lengkap.

Kemampuan berbahasa anak berkembang sangat pesat selama masa usia 2-6 tahun. Jumlah kosakata terus bertambah hingga menguasai tata bahasa. Perkembangan otak bayi terus bergerak maju dan melakukan penyempurnaan (kompleksitas) seiring bertambah usia. Ketika kemampuan otak mulai berfungsi baik, terutama di area asosiasi (mendengar) dan broca (berbicara) pada lobus temporalis, lalu diikuti kematangan organ artikulasi seperti pita suara, lidah, sistem respirasi, anak tekak, barulah anak bisa berbicara.[2]

Perkembangan bahasa anak usia dini meliputi empat pengembangan yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Perkembangan bahasa untuk taman kanak-kanak berdasarkan acuan standar pendidikan anak usia dini No. 58 Tahun 2009 mengembangkan tiga aspek yaitu menerima bahasa, mengungkapkan bahasa dan keaksaraan. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan anak dan lingkungan sekitarnya. Interaksi dengan orang yang lebih dewasa atau penutur yang lebih matang memainkan peranan yang sangat penting dalam membantu peningkatan kemampuan anak untuk berkomunikasi.[3]Menurut Lenneberg perkembangan bahasa anak seiring dengan perkembanagn biologis. Dworetzsky (1990) menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia mengalami perkembangan bahasa melalui dua tahapan yaitu, 

  • Pralinguistik adalah masa anak sebelum mengenal bahasa atau mampu berbahasa. Saat bayi mulai tumbuh, secara berangsung-angsur ia mengembangkan bahasa melalui urutan tahap demi tahap.
  • Linguistik,  kata infans berasal dari kata latin "tanpa ucapan" atau "tidak berbicara". Kata infant (bayi) berasal dari infans (Dworetzky, 1990). Hal tersebut tampak logis jika dianggap kata-kata yang kali pertama diucapkan oleh seorang anak sebagai titik akhir masa bayi. Pada masa tersebut, anak sudah tampak perkembangan bahasanya, ia sudah mulai mampu menggunakan kata-kata dalam berbicara. Kata yang dimaksud adalah ucapan yang berhubungan langsung dengan benda atau kegiatan tertentu, sebagai bentuk dasar.[4]

M. Schaerlaekens membagi fase-fase perkembangan bahasa anak dalam empat periode perbedaan ini berdasarkan pada ciri-ciri tertentu yang khas pada setiap periode. Adapun periode-periode tersebut adalah sebagai berikut:

  • Periode Prelingual (usia 0-1 tahun). Disebut dengan periode prelingual karena anak belum dapat mengucapkan bahasa ucapa seperti yang diucapkan orang dewasa, dalam arti belum mengikuti aturan bahasa yang berlaku. 
  • Periode Lingual Dini (usia 1-2,5 tahun). Pada periode ini anak mulai mengucapkan perkataan yang pertama, meskipun belum lengkap. Pertambahan kemahiran berbahasa pada periode ini sangat cepat dan dapat dibagi dalam tiga periode yaitu: a) periode kalimat satu kata (holophrare), b) periode kalimat dua kata, c) periode kalimat lebih dari dua kata (more word sentence). 
  • Periode Diferensiasi (usia 2,5-5 tahun). Yang menyolok pada perode ini ialah ketrampilan anak dalam mengadakan diferensiasi dalam penggunaan kata-kata dan kalimat-kalimat.
  • Periode Menjelang Sekolah (sesudah usia 5 tahun). Menurut Chaer, yang dimaksud dengan menjelang sekolah disini adalah menjelang anak masuk sekolah dasar, yaitu pada waktu mereka berusia antara lima sampai enam tahun.[5]
  • Tabel: Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini: 
    • Usia
    • Perkembangan Bahasa
    • 1-2 bulan
    • Bisa menjerit keras
    • Mulai merespons diajak bercanda melalui gerakan mulut, mata, mimik, kaki, dan tangan.
    • 2-4 bulan
    • Menoleh jika mendengar suara
    • Berceloteh jika diajak berbicara
    • 4-5 bulan
    • Berceloteh "aaaa.."
    • Menoleh jika dipanggil
    • Bisa diajak bercanda
    • 6 bulan
    • Mulut anak seperti meniup berulang-ulang dan berbunyi (awal berbicara)
    • 8-9 bulan
    • Berceloteh ta ta ta, da da, ma ma ma, pa pa pa
    • 10 bulan
    • Lancar mengucap ma ma ma, pa pa pa
    • 15 bulan
    • Sudah bisa berbicara dan mengucap seperti nanan = jangan, anas = panas
    • Bisa meniru ucapan orang lain
    • 18 bulan
    • Perbendaharaan kata semakin meningkat
    • 20 bulan
    • Perkembangan bahasa semakin pesat
    • Ketika disodori gambar kucing anak bisa mengeja "meong", gambar ikan dengan "kan"
    • Sudah dapat meniru ucapan meskipun belum sempurna, misalnya asah = basah,
    • 22 bulan
    • Gemar corat-coret, pegang pensil masih seperti menggengam
    • Sudah bisa menyapa dengan kalimat perintah
    • Bisa mengekspresikan wajah, misalnya jijik, takut, marah, nangis, ketawa, senyum.
    • 2 tahun
    • Membaca buku dengan kalimat gambar
    • Bisa meniru semua kata yang diucapkan
    • Bisa menyanyi
    • Bisa menyatakan permintaan seperti, mam = makan, mimi = minum[6]
     
     Tabel: Perkembangan Bahasa Usia 2-6 Tahun
     

    Usia

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun