Mohon tunggu...
INDAH SARI BR TAMBUNAN
INDAH SARI BR TAMBUNAN Mohon Tunggu... mahasiswa uinsu prodi Tadris Bahasa Indonesia

Hobi saya adalah membaca sebab membaca adalah kunci dalam sebuah kesuksesan.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kehidupan Anak Kost di Ujung Bulan

27 Juni 2025   10:08 Diperbarui: 30 Juni 2025   21:06 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Dinda adalah Mahasiswa semester enam, yang Merantau dari sebuah kampung di sumatera Utara ke kota Medan. la tinggal di Sebuah kamar kost berukuran 4 x 4 Meter, cukup Untuk menampung Kasur tipis. Meja belajar, lemari Pakaian seadanya.

Setiap awal bulan dinda tampak Segar, dengan kantong belanjaan Penuh bahan makanan dan Yang Cerah karena kiriman diawal bulan. Berbeda saat akhir bulan tiba. dimana Perjuangan hidupnya terasa berat dan nyata.

Suatu pagi, ketika dinda ingin makan. la Melihat yang tersisa hanya dua bungkus indomie dan Sebutir telur, ia menatap layar laptop sedang mengerjakan tugas-tugasnya yang sudah Menumpuk, tidak sempat ia kerjakan karena aktivitasnya yang belakangan ini terlalu padat. Ia langsung teringat Pesan Ibunya, "Hemat Ya, Nak. Ibu belum bisa kirim lebih bulan ini" .

Di Kamar Sebelah, Aulia, tetangga kost-nya yang Periang, mengetuk Pintu "Din. lo udah makan? Gue masak ayam goreng, Makan bareng yuk." Dinda tersenyum, "wah, ayam goreng? Mewah banget kamu ditanggal Segini.

Mereka pun makan bersama, tertawa, saling bertukar cerita soal tugas kuliah, Percintaan, dan Mimpi-Mimpi yang belum jelas arahnya. Saat itu, dinda sadar, meski hidup sebagai anak kost Yang hidup pas-pasan dan Penuh tantangan. Tetapi, kebersamaan membuat semuanya terasa Indah dan ringan.

Di satu sisi Dinda teringat dengan kampung halamannya, iya sudah merindukan ayah dan ibunya, sudah lama Dinda tidak kembali ke kampung halamannya. Namun, di Bali kerinduan dan kelelahannya selama Merantau, Dinda belajar banyak pelajaran hidup. Ia menyadari bahwa hidup di perantauan bukan tentang bertahan dengan mie instan dan telur, tetapi juga belajar bagaimana hidup mandiri, bertanggung jawab atas diri sendiri, dan saling mendukung dengan teman-teman yang sejalan. 

Walaupun semua yang dijalaninya terasa berat, Dinda selalu percaya bahwa usahanya saat ini akan membuahkan hasil yang manis di kemudian harinya, semuanya diiringi dengan usaha dan pastinya berdoa. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun